JawaPos.com – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis keasramaan atau boarding school berbiaya cuma-cuma menjadi salah satu role model pendidikan masa kini. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginsiasi program tersebut untuk memajukan pendidikan.
SMKN Jateng yang didirikan Ganjar tahun 2014 bukan hanya menekan angka putus sekolah, namun mampu mengentaskan ribuan keluarga miskin. Indikator tersebut terlihat dari ribuan lulusannya yang terserap di perusahaan bonafid di tanah air, maupun menjadi abdi negara.
Belakangan sejumlah provinsi di Indonesia seperti DKI Jakarta, Bengkulu, Lampung dan Sulsel mengirimkan kepala sekolah dan staf pengajar untuk studi banding ke sekolah yang menelan anggaran Rp 30 miliar per tahun tersebut.
“Kami serius mengikis kemiskinan. Visinya sekolah ini adalah pelopor, penggerak pemberantasan kemiskinan. Lulusannya setelah lima tahun harus bisa mengentaskan kemiskinan dirinya dan lingkungannya. Juga menggerakan masyarakat tersebut untuk pengentasan kemiskinan daerahnya,” kata Ganjar kepada wartawan, baru-baru ini.
SMKN Jateng sendiri meliputi tiga wilayah di Jateng, yaitu Kampus 1 di Kota Semarang, Kampus 2 di Pati dan Kampus 3 di Purbalingga. Tahun 2022, sebanyak 233 lulusan tiga sekolah tersebut diwisuda Ganjar dengan tingkat keterserapan di lapangan kerja mencapai 70 persen, lima di antaranya meraih nilai 100 pada mapel matematika di Ujian Nasional.
Menurut Ganjar, ide SMK ini muncul ketika banyak ditemukan keluarga miskin ternyata berpendidikan rendah. Sejak saat itu, Ganjar mulai merintis sekolah gratis bagi keluarga tidak mampu agar dapat mengakses pendidikan.
Selain SMKN, Ganjar juga merevitalisasi tujuh SMK di Jateng untuk mewujudkan teaching industry. Jika SMKN Jateng masih menggunakan dana APBD, maka untuk pengembangan di sekolah tersebut dapat melalui kerja sama dengan pihak swasta.
Ganjar juga menambah 15 SMK semi boarding di 15 kabupaten untuk menampung siswa unggul dari keluarga miskin. Dinamakan SMK Semi Boarding, karena 30 siswa yang lolos seleksi masih belajar dengan siswa reguler meskipun mereka tinggal di asrama.
Sementara itu, Kepala SMKN Jateng Kampus 1, Samiran mengatakan, setiap tahun ada 120 siswa yang ditampung. Di mana satu rombongan belajar diisi 24 siswa dengan lima disiplin ilmu yaitu teknik bangunan, elektronika, listrik, mesin, dan otomotif.
Visi dan misi sekolah ini senapas program Pemprov Jateng untuk turut serta mengentaskan kemiskinan. Penguatan karakter dituangkan dalam pola-pola pengajaran lewat nilai-nilai Pancasila, di antaranya bangun pagi sekitar pukul 03.00 WIB untuk menjalankan ibadah, dilanjut lari pagi, senam, spirit gotong royong dan kerukunan melalui makan bersama dan membersihkan lingkungan.
Ketua Umum Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK se-Indonesia itu menjelaskan, kurikulum SMKN Jateng mengacu konsep link and match, sehingga memudahkan mereka terserap di pasar industri. Kini, banyak siswanya yang meskipun masih Semester V sudah direkrut perusahaan bonafid Tanah Air, salah satunya perusahan tambang PT Buma di Kalimantan.
‘’Beberapa kegiatan pembeda di SMK kami adalah adanya proses Pendidikan Dasar Kepemimpinan selama tiga bulan, dan pengawasan pamong selama 24 jam sebagai pengganti orangtua. Mereka juga menggunakan Bahasa Inggris di Hari Senin-Selasa, Bahasa Jawa di Rabu-Kamis dan Bahasa Indonesia di Jumat-Sabtu,’’ kata Samiran.