JawaPos.com – Pengetahuan tentang kualitas kendaraan terkait keselamatan di jalan raya masih minim diketahui pemilik maupun pengguna kendaraan pada umumnya. Ini menjadi satu alasan Malaysian Institute of Road Safety Research (MIROS) dan ASEAN NCAP (New Car Assessment Program) menggelar Vehicle Safety Course (VSC).
Kegiatan rutin tahunan yang memasuki tahun keenam ini menggandeng Politeknik APP, sebuah kampus negeri milik ujiKementerian Perindustrian Republik Indonesia dan PT Karya Fajar Ultima (KyFU).
Ada beberapa kegiatan yang diselenggarakan diantaranya pelatihan, pengembangan teknologi, penelitian, kegiatan, dan berbagai hal yang bertujuan dalam meningkatkan keselamatan jalan di wilayah ASEAN.
Dalam VSC kali ini tidak hanya kegiatan dalam kelas saja, namun juga kegiatan luar ruangan yang berisi demo berbagai fitur keselamatan yang telah dijelaskan di sesi kelas. Untuk sesi demo ini telah disiapkan Toyota bz4X dan Honda WR-V.
Di sela-sela kegiatan juga dilaksanakan penandatanganan MoU antara Miros dan KyFU, dalam hal ini untuk membangun kerjasama dalam bidang keselamatan jalan, baik itu pelatihan, pengembangan teknologi, penelitian, kegiatan, dan berbagai hal yang bertujuan untuk meningkatkan keselamatan jalan di wilayah ASEAN.
Seperti diketahui, ASEAN New Car Assessment Program for Southeast Asia (NCAP) merupakan program penilaian mobil baru independen yang dilakukan oleh badan swasta. Dalam peneilaiannya akan dilakukan pengujian dan memberikan rating keselamatan mobil-mobil yang dijual untuk umum di wilayah Asia Tenggara.
ASEAN NCAP sendiri menempati posisi di bawah payung Global NCAP yang merupakan di tatanan paling besar. Adrianto Sugiarto Wiyono, yang menjabat ASEAN NCAP Technical Committee, mengungkapkan bahwa ASEAN NCAP mungkin belum familiar di Indonesia.
Badan ini mempunyai tujuan mengedukasi masyarakat dalam memilih mobil yang punya tingkat keselamatan terbaik.
“Kita ingin ada gerakan dari bawah, dari konsumen, dari pengguna mengenai kendaraan yang lebih aman,” kata Adrian di acara Vehicle Safety Course 2023/006, di Politeknik APP, di Jakarta, kemarin (16/3).
Adrian juga menambahkan, bila masyarakat teredukasi harus memilih mobil dengan fitur dan tingkat keselamatan yang baik, secara otomatis akan mendorong produsen mobil terus meningkatkan sistem keamanan dan keselamatan.
“Cara ini sangat beralasan, karena kalau kita langsung berhubungan ke pembuat regulasi, pasti akan sulit. Yang bisa dilakukan memberikan informasi terkait keselamatan berkendara. Kita infokan kekonsumen kita punya standar seperti ini, kendaraan yang berkeselamatan itu yang seperti ini,” ungkap Adrian.
Selama ini ASEAN NCAP melakukan uji tabrak berbagai mobil sebagai uji keamanan dan keselamatan pengemudi dan penumpang. Bukan hanya sebagai referensi konsumen dalam menentukan pilihan mobil, tapi juga mendorong produsen mobil meningkatkan teknologi keselamatan produknya.
“Misal di beberapa perusahaan, mereka sudah minta mobil inventaris harus merek itu, syaratnya minimal bintang 4. Dulu seperti itu. Kalau sekarang sudah ada mobil yang bintang 5, akhirnya kan kejar-kejaran mereka (produsen mobil),” kata dia.
Hal ini akan mendorong produsen mobil melakukan peningkatan fitur keselamatan. Para produsen akan melihat data pengetesan yang telah dilakukan ASEAN NCAP sebelum melepas massal ke konsumen.