JawaPos.com – Salah kaprah terkait usia ban sudah kerap terdengar di masyarakat. Tak sedikit masyarakat Indonesia sering mengatakan kalau ban yang sudah berumur sebagai ban kadaluarsa.
Padahal pada sebuah ban tidak pernah dituliskan mengenai masa atau tanggal kadaluarsa. Pabrikan ban hanya menuliskan tahun produksi ban tersebut pada bagian pinggir ban.
Namun fakta dilapangan banyak anggapan kalau ban motor maupun mobil bisa kadaluarsa atau punya kadaluarsa saat tidak digunakan. Atau ban yang sudah terlalu lama disimpan tidak bisa dipakai lagi karena bisa berbahaya.
Menurut Ignatius Dwi Triono selaku Ketua Team Tyre Adjustment Committe dari Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) bahwa ban sebetulnya tidak memiliki masa kadaluarsa.
“Sebenarnya ban tidak memiliki masa kadaluarsa, jadi ban yang disimpan lama tetap bisa dipakai,” terangnya.
Dirinya tidak memungkiri kalau seiring bertambahnya usia ban maka performa ban bisa menurun. Seperti karet yang mengeras sehingga bisa membuat adanya penurunan performa.
Sebenarnya produsen ban tidak pernah memberikan kode kadalaursa pada ban motor maupun mobil, yang tertera hanyalah kode produksi.
“Kode produksi itu menandakan kapan ban tersebut diproduksi, jadi kalau kalian dapat ban stok lama bisa tahu sudah berapa lama ban tersebut tersimpan,” lanjut Ignatius.
Banyak yang belum mengetahui kalau selain ban tidak memiliki kedaluwarsa, akan tetapi yang ada adalah berakhirnya masa jaminan. “Jadi itu disepakati oleh semua pabrik ban di Indonesia masa jaminan itu 5 tahun sejak kode produksi,” ungkapnya.
Sebagai informasi masa pakai rata-rata ban berkisar di 80.000-90.000 km. Masa pakai tersebut juga bisa dilihat pada tanda-tanda yang terdapat di ban.
Di sekeliling lingkaran ban ada tanda segitiga di enam titik yang berbeda. Per enam puluh derajat yang berbeda. Ditanda segitiga itu terlihat ke telapak ban disitu ada tonjolan karet yang tingginya 1,6. Kalau itu sudah tergesek itu berarti ban sudah harus diganti.
Keausan ban juga bisa ditandai berpengaruhnya terhadap akselerasi mobil akibat dari komponen yang terkandung di dalamnya. Semakin padat compound maka akselerasi mobil bakal lebih cepat.
“Dengan lebih padat (compound) maka ketika berputar, ban akan segera berputar ketika mesin hidup dan transmisi disambungkan. Sedangkan pada compound biasa yang kurang padat karetnya maka pada saat kendaraan dihidupkan, transmisi disambungkan ban tidak segera berputar jeda waktu itu yang menyebabkan hematnya konsumsi BBM,” pungkasnya.