JawaPos.com – Anak-anak muda Papua berkreasi dan menunjukkan bakatnya di Papua Youth Creative Hub (PYCH). Salah satu kegiatan yang ada di PYCH adalah printing baju.
Belasan anak muda Papua, aktif dalam kegiatan ini setiap harinya untuk memproduksi kaos-kaos PYCH. “Printing merupakan salah satu produk inovasi dari UMKM lokal, dan di dalam printing itu kami produksi beberapa desain, salah satunya desain budaya,” kata Koordinator Printing PYCH, Orlando Ahaztary seperti dikutip RM.id (Jawa Pos Group), pada Kamis (16/3).
Orlando berharap, lewat desain budaya yang dilampirkan dalam gambar kaus-kaus yang diprinting, akan membuat nama Papua makin dikenal di masyarakat luas. Termasuk dalam seni budaya dan kekayaan alamnya.
“Kami membuat beberapa desain seni budaya Papua, ada rumah honai, Papua art, burung cenderawasih, dan ada juga beberapa desain modern,” paparnya.
Pemuda berusia 18 tahun tersebut juga berharap agar teman-temannya bisa memanfaatkan kegiatan printing di PYCH untuk menambah wawasan dan keterampilan dalam dunia bisnis sablon.
Dalam kesempatan itu, Orlando juga mengucapkan rasa terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah memberikan idenya dalam pembangun gedung PYCH.
Berkat itu, dia menyebut teman-temannya punya kesempatan untuk mengasah bakat dan kemampuannya untuk bisa membanggakan keluarga dan tanah Papua.
“Setelah itu mengasah kelebihan kita dalam kreativitas sablon, dan ketika di luar sana kita bisa mengembangkan apa yang kami tahu untuk membuka bisnis produk sablon sendiri,” katanya.
Sementara itu, salah satu pemuda Papua yang mengikuti kegiatan sablon ini, Yeremia Faot mengaku berencana membuka bisnis sablon di daerah tempat tinggalnya di pegunungan Papua.
Jika nantinya berhasil membuka sablon di pegunungan, dia berharap bisa membuka lapangan pekerjaan dan peluang belajar untuk teman-temannya di daerah pegunungan.
“Di sini adalah tempat yang baik untuk saya menimba ilmu di bidang sablon. Saya sudah mendapat ilmu tentang cara kita mengelola mesin sablon dengan baik, cara menabur powder, menggunakan mesin press, dan sebagainya, termasuk dunia bisnis sablon,” kata Yeremia.
“Harapan saya, setelah keluar dari sini, bisa membuka lapangan pekerjaan di pegunungan, di tempat saya. Sehingga di sana teman-teman dapat belajar seperti saya ini,” harapnya.