JawaPos.com – Beberapa waktu terakhir, perilaku istri dan anak pejabat negara pamer harta melalui media sosial (medsos) jadi sorotan publik. Bahkan diantaranya merembet jadi perkara hukum. Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Agama (Kemenag) Faisal Ali Hasyim, mengingatkan istri atau keluarga ASN Kemenag tidak pamer harta kekayaan, termasuk menggunakan fasilitas jabatan suaminya.
Pesan tersebut dia sampaikan pada pembukaan kegiatan pelatihan ToT Kusemai Nilai di Jakarta pada Rabu (15/3) tadi malam. Pelatihan itu kerjasama Itjen Kemenag dengan Dharma Wanita Persatuan Kemenag dan komunitas Saya Perempuan Antikorupsi (SPAK). Faisal menekankan keluarga seharusnya menjadi pondasi penanaman nilai-nilai atau pendidikan antikorupsi.
Melalui keluarga, bisa ditanamkan pondasi kesadaran mental dan perilaku para ASN. ’’Jika pondasi ini kuat, bersih, dan baik, maka Insyaallah dimanapun kita ditempatkan, makan akan selalu menjadi pribadi yang membawa nilai-nilai luhur. Dia juga menyampaikan para istri ASN memiliki peran penting untuk membentengi para suami untuk tetap berintegritas dalam menjalankan tugasnya.
Menurut Faisal, dalam konteks ini, peran keluarga terutama istri sebagai pendamping suami harus mampu memainkan perannya sebagai benteng pertahanan pertama dalam pencegahan korupsi. Jika suami saat ini diberi amanat jabatan dan wewenang besar, maka jadilah istri yang bisa meredam nafsu jabatan, memberikan ketenangan sekaligus pengingat dan penyemangat agar sang suami memiliki kinerja tinggi, berprestasi dan bebas dari korupsi.
“Bukan sebaliknya, istri malah menggebu-gebu, berlomba memanfaatkan fasilitas suami, flexing (pamer harta) sana-sini, dan berkontribusi membuat suami semakin tergiur dengan tindak-laku koruptif,’’ jelasnya. Selain itu juga jangan jadi pembisik bahwa gratifikasi itu suatu hal lumrah asal tidak berlebihan. Padahal semua itu sudah diatur dengan jelas,” tegasnya.
Faisal mengatakan perlu peneguhan komitmen pengawasan dan pencegahan untuk membentengi praktik korupsi. ’’Berbagai upaya telah ditempuh. Salah satunya lewat pencegahan korupsi berbasis nilai atau pendidikan keluarga,’’ kata Faisal mewakili Menag Yaqut Cholil Qoumas. Menurut dia keluarga adalah pondasi penting untuk menanamkan kejujuran dan antikorupsi.
Faisal berharap di momentum kegiatan yang baik ini, sesuai dengan nama acara Kusemai Nilai, semua yang hadir bisa menyemai hal-hal baik terutama mencegah perilaku koruptif beserta turunannya. “Mencegah lebih baik dan lebih murah dari pada mengobati. Jadikan keluarga sebagai healing paling melegakan dari segala penat dan beban pekerjaan yang menghimpit para suami di kantor,’’ tuturnya.
Dia mengajak untuk menjadikan keluarga sebagai pengingat, dan jangan lupa mendidik generasi antikorupsi mulai dari keluarga. Tanamkan sedini mungkin tentang nilai-nilai kejujuran kepada anak-anak kita. “Peran ibu sangat vital. Ada petuah berbahasa arab yang berbunyi, Al Ummu Madrasatul Ula. Artinya Ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anaknya,’’ jelasnya. Menurut dia di tangan Ibu, dibentuk generasi muda calon pemimpin bangsa. Dia berharap para ibu dan seluruh calon ibu yang hadir di acara ini bisa menyadari peran penting tersebut.