JawaPos.com–Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pakai rumus sat-set untuk respons dan selesaikan aduan maupun keluhan warga. Bahkan, untuk sejumlah keluhan warga, Ganjar langsung bereskan saat itu juga.
Ganjar pun senang jika masyarakat bisa aktif menyampaikan usul dan masukan kepada dirinya. Seperti saat musrenbang wilayah Jekutibanglor (Kabupaten Jepara, Kudus, Pati, Rembang, dan Blora), ada banyak keluhan, usul, dan masukan, yang disampaikan masyarakat kepada gubernur dua periode itu.
Di antaranya keluhan masyarakat terkait jalan rusak, rumah tidak layak huni (RTLH), usul bantuan untuk warga miskin, dan lainnya.
”Kami ini termasuk desa miskin ekstrem, Pak. Kami minta bantuan pembangunan RTLH dan jambanisasi. Total rumah yang belum layak tersisa 29 rumah. Kami minta bantuannya, Pak,” kata Kades Woro Sofuan di sela-sela musrenbang wilayah yang digelar di pendapa Kabupaten Rembang, Kamis (16/3).
Selain itu, Sofuan juga meminta bantuan Kartu Jateng Sejahtera. Sebab, di desanya ada 75 lansia miskin yang belum mendapat bantuan.
”Kami juga minta bantuan mobil operasional, yang bisa digunakan untuk warga mengurus kebutuhan di kabupaten. Karena jarak kami cukup jauh, sehingga kami butuh,” jelas Kades Sofuan.
Usai mendengar keluhan itu, Ganjar langsung respons cepat. Saat itu juga, Ganjar menyatakan akan membantu pembangunan RTLH, membelikan mobil operasional, dan memberikan KJS kepada warga.
”Langsung bro, saya bantu bangun RTLH, saya belikan mobil, dan berikan KJS. Ngunu, sat-set,” kata Ganjar disambut tepuk tangan warga Woro.
Ada juga usul Suryo dan Syahroni, perwakilan penyandang disabilitas. Kepada Ganjar, keduanya mengajukan pelatihan entrepreneurship bagi kalangan penyandang disabilitas.
”Kami minta dilatih pembuatan kemasan produk UMKM kami, sekaligus minta bantuan pemasaran. Kami juga minta ada motivator khusus yang selalu memberikan semangat pada kami agar bisa mandiri dan menjadi pengusaha,” kata Suryo dan Syahroni.
Ganjar pun langsung mengiyakan. Secepatnya akan diberikan pelatihan untuk pembuatan kemasan dan pemasaran kepada pelaku UMKM tersebut.
”Langsung njenengan data, teman-teman yang mau dilatih ada berapa. Kalau sudah, sampaikan, langsung kami latih. Pak Bupati juga tolong perhatikan teman-teman ini ya, berikan pendampingan sesuai yang mereka butuhkan,” ucap Ganjar.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyampaikan, usul masyarakat melalui e-Musrenbang sudah masuk 14.717 dengan total usul anggaran Rp 22,1 triliun. Sejumlah usul ditampung dan dipilih skala prioritas.
Usul-usul besar, dicarikan solusi jangka panjang. Sedangkan usul kecil-menengah, banyak yang langsung dieksekusi Ganjar. Seperti saat mendengar keluhan warga saat musrenbang itu.
Menurut Ganjar, masyarakat juga harus memahami jika diperlukan skala prioritas dan tak mungkin semua usul langsung dieksekusi cepat. Sebab, dia menyebut, per tahun rata-rata Rp 6 triliun dari anggaran usul yang bisa dikerjakan.
”Nanti ada desk, teknis sifatnya antar kabupaten dan kota prioritasnya yang mana, anggaran kita berapa. Sehingga pada saat itu kami akan bisa tahu dari kemampuan yang ada itu, berapa kemudian yang bisa diberikan, itu butuh keputusan politik,” tandas Ganjar. (bay/ria)