JawaPos.com – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau Bank BTN dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis, memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 609 miliar atau 20 persen dari laba bersih perseroan tahun buku 2022 yang sebesar Rp 3,04 triliun.
Dengan jumlah tersebut, Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu menyampaikan setiap pemegang saham akan memperoleh dividen tunai sebesar Rp 43,39 per lembar saham.
“RUPST Bank BTN memutuskan penggunaan laba bersih tahun buku 2022 akan dipergunakan sebesar 20 persen dibagikan sebagai dividen dan sebesar 80 persen ditetapkan sebagai laba ditahan,” ujar Nixon.
Pada tahun 2023, bank bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menargetkan kredit dan pembiayaan, serta Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 8 persen hingga 10 persen secara year on year (yoy).
Kemudian, perseroan menargetkan laba bersih tumbuh kisaran 8 persen hingga 10 persen yoy, serta Non-Performing Loan (NPL) Gross membaik pada kisaran 3,2 persen hingga 3 persen.
Untuk mencapai target tersebut, Nixon menyampaikan perseroan telah menetapkan arah kebijakan umum yaitu “Perluasan Bisnis Berbasis Ekosistem Perumahan”, diantaranya dengan mengoptimalkan kontribusi pada program KPR Subsidi dan meningkatkan KPR Non Subsidi.
Adapun, peningkatan tersebut melalui kerja sama dengan developer, agen properti, mengembangkan skema KPR yang menyasar generasi milenial. Kemudian, meningkatkan kredit high yield (KRING, KAR, KUR) beyond mortgage melalui cross selling kepada nasabah captive.
Selanjutnya, Bank BTN fokus pada penghimpunan DPK Low Cost dengan meningkatkan Current Account Saving Account (CASA) pada segmen ritel dan institusi, serta membangun kapabilitas untuk peningkatan CASA pada segmen wholesale banking.
Kemudian, perseroan mengembangkan sumber pertumbuhan baru dengan mempercepat implementasi inisiatif digital banking dan digitalisasi proses secara masif, yang mendukung pengembangan bisnis berbasis ekonomi perumahan.
Bank BTN juga meningkatkan sumber fee berbasis layanan dan transaksional, terutama pada bisnis wealth management, digital banking dan corporate, serta mempercepat penyelesaian kredit macet dan melanjutkan inisiatif penjualan aset (asset sales) secara bulk.
“Kami berharap kebijakan umum perseroan 2023 bisa semuanya dilaksanakan, sehingga kinerja keuangan bisa bertumbuh sesuai dengan target yang telah ditetapkan,” pungkas Nixon.