JawaPos.com – Demi bersiap menghadapi perang modern, TNI AL terus membangun dan mengembangkan konsep perang modern, Network Centric Warfare (NCW). Dalam Rapat Koordinasi Komunikasi dan Elektronika (Rakornis Komlek) di Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur pada Kamis (16/3), Angkatan Laut fokus membahas NCW. Askomlek KSAL Laksamana Muda TNI Dwika Tjahja Setiawan menyampaikan bahwa pihaknya terus mengembangkan NCW agar implementasinya optimal.
Perwira tinggi bintang dua TNI AL itu menyampaikan bahwa saat ini pihaknya tengah menyatukan konsep besar NCW. Meski belum sempurna, namun pengembangannya sudah berjalan.
”Target kami sebenarnya secepatnya. Karena kita tidak bisa menolak pertahanan dan elektronika. Sehingga kami harus cepat,” kata Dwika.
Untuk itu, butuh kerja keras dan koordinasi yang terus menerus agar TNI AL bisa mengoptimalkan NCW. Dwika mengaku, tidak mudah mencapai target tersebut. Namun demikian, pihaknya tetap berusaha semaksimal mungkin. Melalui Rakornis Komlek, dia ingin seluruh jajarannya menyelaraskan persepsi dan pemahaman tentang NCW.
”Tujuannya nanti adalah bagaimana kami bisa mengubah konsep pembangunan NCW untuk kepentingan operasi di Angkatan Laut,” ucap mantan komandan Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) tersebut.
Sebagai tulang punggung pembangunan dan pengembangan NCW, Komlek memiliki tugas untuk menjamin terintegrasinya seluruh elemen komando, kendali, komunikasi, komputer, intelijen, pengamatan, dan pengintaian. Karena itu, peran mereka sangat vital. NCW menggambarkan kombinasi taktik, teknik, prosedur, serta penyebaran informasi secara real time. Sehingga bisa digunakan bersama-sama oleh seluruh unsur Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) dalam suatu operasi.
Untuk itu, pihaknya terus menyiapkan dan menambah alat-alat komunikasi untuk TNI AL. ”Yang modern dan canggih, yang berbasis pada IT,” imbuh Dwika.
Itu penting lantaran pembangunan dan pengembangan NCW yang dilakukan oleh Angkatan Laut akan bermuara pada penggunaan teknologi berbasis satelit. ”Nanti kami akan membangun suatu konsep yang berbasis pada satelit,” beber perwira tinggi Angkatan Laut berlatar belakang penerbang itu.
Dia memastikan, pembangunan dan pengembangan NCW oleh TNI AL tetap mengedepankan penggunaan produk dalam negeri. Hal itu sejalan dengan arahan dari Presiden Joko Widodo yang meminta institusi militer tanah air memaksimalkan industri pertahanan lokal.
”Jadi, industri pertahanan di bidang elektronika sekarang sudah cukup banyak. Tinggal bagaimana TNI dalam hal ini mampu bekerjasama untuk mengembangkan sesuai dengan kebutuhan,” jelas Dwika.