JawaPos.com – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang membenarkan terjadi insiden tiga orang pekerja menjadi korban terseret arus sungai saat meluap di proyek Pembangunan Bendungan Pamukkulu, di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, dikutip dari ANTARA.
“Iya, kami sudah dapat laporannya, satuan kerja (satker) sudah ke sana,” kata Kepala BBWS Pompengan Jeneberang Djaya Sukarno saat dikonfirmasi wartawan di Makassar, Rabu (15/3).
Saat ini pihaknya belum menerima laporan perkembangan terbaru, kendati sudah ada dua orang dari tiga korban ditemukan tim SAR gabungan.
Saat ditanya sejauh mana progres pembangunan satu Proyek Strategi Nasional (PSN) Bendungan Pammuku di Desa Kale Ko’mara, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, kata dia, sudah berjalan sesuai target.
“Saat ini sudah mencapai 60 persen. Kalau Bendungan Pamukkulu ada PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) dan Satkernya, tapi lebih jelasnya nanti Satker yang mengjelaskan,” kata Djaya Sukarno.
Proyek pembangunan bendungan tersebut di bangun sejak 2015 dengan alokasi anggaran Rp852,4 miliar lebih dari anggaran APBN. Untuk kapasitas daya tampung efektif sebesar 77,62 juta juta per meter kubik.
Manfaatnya, seperti irigasi 6.188 hektare berupa Peningkatan IP dari 183 menjadi 280 persen dengan pola tanam padi-padi-palawija, penyediaan air baku Kota Takalar 160 liter/detik, pengendalian banjir, konservasi sumber daya air, pembangkit listrik tenaga air 4,3 MW, dan pengembangan pariwisata.
Sebelumnya, tim SAR gabungan berhasil menemukan jenazah dua orang korban dari tiga orang pekerja bendungan yang terseret arus sungai yang tiba-tiba meluap saat hujan deras pada Selasa (14/3) sekitar pukul 16.00 WITA.
Tiga orang korban tersebut merupakan pekerja subkontraktor dari PT Vastorindo masing-masing Slamet Mulyono, 38, dan Eko Prasetyo, 33, dinyatakan meninggal dunia dan Sukirman masih dalam pencarian tim penyelamat.
“Tim SAR Gabungan sudah menemukan dua jenazah yang terseret arus sungai Bendungan Pamukkulu, dan satu korban masih dicari,” kata Kepala Bidang Operasi Basarnas Sulsel, Muhammad Rizal saat dikonfirmasi.