JawaPos.com – Ditopang oleh kredit konsumen dan kredit usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tumbuh bagus, PT Bank Nationalnobu Tbk (Nobu Bank) berhasil membukukan membukukan laba bersih sebesar Rp 103,8 miliar sepanjang 2022, tumbuh 61,8 persen dibanding capaian laba bersih 2021 yang tercatat Rp 64,2 miliar.
“Sepanjang 2022, Nobu Bank berhasil membukukan kredit sebesar Rp 12,4 triliun, tumbuh 25 persen dibanding tahun lalu,” ujar Mario Satrio, Sekretaris Perusahaan Nobu Bank dalam keterangannya, Rabu (15/3)
Sebagai bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR), Perseroan dapat mencatatkan pertumbuhan penyaluran KUR yang signifikan hingga mencapai Rp 474 miliar di akhir tahun 2022. Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan kredit konsumer sebesar 35 persen menjadi Rp. 6,4 triliun di tahun 2022, yang turut menopang pertumbuhan kredit.
Sepanjang 2022, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan Bunga Bersih 25,4 persen menjadi Rp 659,10 miliar dibandingkan capaian setahun sebelumnya sebesar
Rp 525,68 miliar.
Meski beban operasional lainnya turut meningkat 22,6 persen, namun perseroan tetap berhasil membukukan pertumbuhan Laba Bersih 61,8 persen menjadi Rp 103,8 miliar dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 64,2 miliar.
Tahun 2022 juga merupakan tahun pertumbuhan bisnis merchant bagi Perseroan. Sejak diluncurkannya QR Indonesian Standard (QRIS) oleh Bank Indonesia, Perseroan secara konsisten mengembangkan basis merchant QRIS guna terus mendorong peningkatan penggunaan transaksi digital oleh masyarakat.
Perseroan mengembangkan basis merchant secara luas, baik pada segmen pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), maupun pada jaringan pasar modern (mall), termasuk melalui kemitraan dengan berbagai platform digital. Melalui strategi ini Perseroan telah mencatat pertumbuhan mitra merchant QRIS yang cukup signifikan yang kini mencapai lebih dari 700 ribu merchant, dengan frekuensi transaksi lebih dari 4,5 juta dan volume hampir Rp. 1 triliun per bulan.
Kinerja Perseroan di tahun 2022 ini tentunya menjadi pijakan yang kokoh bagi milestone Perseroan dalam jangka panjang. Setelah menyelesaikan tahapan Right Issue kedua, Perseroan juga telah memulai tahapan proses Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau Right Issue ketiga.
Rencana penguatan struktur permodalan ini akan menjadi milestone penting
berikutnya bagi Perseroan yang ingin terus bertumbuh sebagai bank umum yang memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Nasional, melalui penyediaan produk dan layanan berkualitas bagi masyarakat.