JawaPos.com – Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato politik di Istora Senayan, Jakarta, kemarin (14/3). Di hadapan ribuan kader, AHY antara lain menyoroti sejumlah kebijakan yang diambil pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amin.
Hal utama yang menjadi kritik AHY adalah menyangkut situasi ekonomi nasional. Putra mantan Presiden SBY itu mengatakan, selama melakukan safari di berbagai daerah dalam beberapa bulan terakhir, pihaknya mendapat banyak keluhan dari masyarakat.
”Ibu Yanti, ibu rumah tangga yang saya temui di Sulawesi Tengah, mengatakan harga beras sekarung 50 kilogram, nyaris Rp 1 juta,” ungkapnya mencontohkan keluhan masyarakat.
AHY menilai, kondisi ekonomi saat ini tidak hanya dampak situasi global. Di dalam negeri, dia juga melihat ada sejumlah kebijakan yang tidak pas. Misalnya, memaksakan proyek-proyek mercusuar pembangunan infrastruktur yang tidak berpengaruh langsung ke masyarakat bawah. ”Defisit anggaran, coba ditutupi dengan utang pemerintah,” imbuhnya.
Di sisi lain, lanjut AHY, pemasukan negara dari pajak juga tidak optimal. Hal itu kemudian diperparah dengan kasus-kasus penyalahgunaan uang pajak yang belakangan ramai diperbincangkan. Karena itu, pihaknya mendorong reformasi sistem pengawasan pajak. Dia juga berharap APBD dan APBN difokuskan pada hal-hal urgen. Sebut saja, meningkatkan daya beli, pemenuhan hak dasar warga untuk pendidikan dan kesehatan, hingga sektor pertanian.
Selain isu ekonomi, AHY menyoroti masalah politik. Utamanya tentang agenda penundaan Pemilu 2024 yang terus digulirkan kelompok tertentu. Bahkan, AHY ragu bahwa putusan dari Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat sebagai sesuatu yang alami.