JawaPos.com – Jumlah partikel mikroplastik di Kali Surabaya masih sangat tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) menyebutkan, dalam satu liter air terdapat 6,8 partikel mikroplastik. Kondisi tersebut paling banyak disebabkan oleh limbah domestik dari rumah tangga. Salah satunya sabun dengan scrub.
Penelitian Ecoton tersebut dilakukan dengan menggandeng perguruan tinggi negeri. Tim diterjunkan di tiga lokasi untuk meneliti kandungan mikroplastik di Kali Surabaya.
Tepatnya pada Selasa dan Rabu pekan kemarin. ’’Ternyata, hasilnya masih cukup tinggi,’’ kata peneliti Ecoton Fernando Ardiansyah Senin siang.
Fernando menyampaikan, dari tiga lokasi itu didapatkan sampel kandungan mikroplastik. Dalam 100 liter air terdapat 683 partikel mikroplastik. Artinya, dalam 1 liter ada 6,8 partikel mikroplastik. Jumlah itu tidak jauh dari tahun lalu. Bahkan terjadi sedikit kenaikan.
Jumlah partikel mikroplastik memang tidak langsung berdampak pada habitat di sungai. Namun, seharusnya kualitas air yang bagus adalah tidak adanya partikel mikroplastik. Terlebih Kali Surabaya menjadi bahan baku PDAM.
’’Paling banyak dari jenis mikroplastik sekunder,’’ kata peneliti asal Universitas Brawijaya itu.
Dia menjelaskan, mikroplastik sekunder banyak berasal dari rumah tangga. Salah satunya penggunaan plastik yang dibuang ke kali. Partikel mikroplastik akan terdegradasi dan larut ke air. Selain itu, sisa air cucian yang dibuang langsung ke saluran juga menjadi penyebabnya.
Air bekas cucian tersebut, lanjut dia, membawa partikel mikroplastik dari kain yang terlarut oleh detergen. Sementara itu, mikroplastik primer banyak disebabkan dari industri. Salah satunya penggunaan sabun scrub yang bekas airnya terbuang ke kali.
Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi mengungkapkan, stakeholder terkait harus membuat baku mutu air mengenai mikroplastik. Sebab, selama ini belum ada aturan mengenai itu.
Padahal, Kali Surabaya menjadi bahan baku PDAM. ’’Kami mendorong pemerintah membuat baku mutunya,’’ terangnya.
Menurut dia, pengawasan industri juga wajib dilakukan. Termasuk mendorong pengelolaan limbah domestik di masyarakat. Selain itu, langkah mengurangi penggunaan plastik terus digalakkan.