JawaPos.com – Proses pembersihan sisa hujan abu vulkanis akibat awan panas guguran (APG) Gunung Merapi pada Sabtu (11/3) terus berlangsung. Hari ini sasarannya adalah kawasan Alun-Alun Kota Magelang dan daerah sekitarnya.

Pj Sekda Kota Magelang Larsita menjelaskan, 150 personel gabungan kembali diterjunkan untuk melakukan pembersihan secara bertahap. Mereka dibekali dengan tujuh kendaraan yang memiliki slang penyemprot air. Proses pembersihan akan dilakukan sampai benar-benar bersih. Sebab, pada 14–15 Maret Kota Magelang menjadi tuan rumah perayaan HUT Satpol PP, Satlinmas, dan Damkar Tingkat Jateng 2023.

Selain melakukan pembersihan, tim gabungan membagikan 10 ribu masker kepada para pengguna jalan. Masker tersebut memang dibutuhkan karena hingga kemarin masih terjadi hujan abu. Pemkot Magelang juga membagikan obat-obatan secara gratis. Khususnya obat untuk gangguan penglihatan dan pernapasan. ”Manakala membutuhkan obat, bisa datang ke puskesmas. Stoknya cukup untuk masyarakat,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Jogja.

Larsita mengimbau masyarakat agar tidak banyak beraktivitas di luar rumah. Sebab, ketebalan abu di Kota Magelang kemarin mencapai 1–2 sentimeter. ”Kami juga akan melakukan mapping mana saja yang perlu penanganan. Kalau butuh disemprot, ya akan kami semprot,” imbuhnya.

Sementara itu, Balai Taman Nasional Gunung Merapi menutup tiga objek wisata alam di sekitar Gunung Merapi. ”Ditutup sementara terhitung mulai 12 Maret 2023,” tegas Kepala Balai Muhammad Wahyudi kemarin (12/3). Tiga objek wisata yang ditutup itu adalah Jurang Jero, Tlogo Muncar, dan Kalikuning–Plunyon. ”(Penutupan, Red) sebagai upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi,” imbuhnya.

Balai penyelidikan dan pengembangan teknologi kebencanaan geologi (BPPT KG) mencatat bahwa erupsi Gunung Merapi pada Sabtu (11/3) merupakan yang terbesar selama kurun waktu satu tahun terakhir. ”Abu tersebar sampai ke Wonosobo atau sekitar 33 kilometer arah barat daya,” jelas Kepala BPPT KG Agus Budi Santoso.

Dampak awan panas guguran Gunung Merapi sejak Sabtu (11/3) hingga kemarin (12/3) juga terasa di Klaten. Sejumlah objek wisata ditutup. Salah satunya adalah objek wisata Kalitalang di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, yang jaraknya hanya sekitar 4 kilometer dari puncak Merapi. ”Sejak pagi (kemarin), aktivitas Merapi terus terlihat dari Desa Balerante. Tetapi, kondisinya tidak ada pergerakan warga (yang mengungsi). Hanya keluar di jalan-jalan,” terang Kaur Perencanaan Pemerintah Desa (Pemdes) Balerante Jainu kepada Jawa Pos Radar Solo kemarin.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten terus berkoordinasi dengan tiga desa di lereng Merapi. Mulai Desa Sidorejo, Tegalmulyo, hingga Balerante. ”Tiga dusun tersebut ditinggali 3.000–4.000 jiwa. Total, di tiga desa itu ada 10 ribu jiwa. Sejauh ini belum ada dampaknya di wilayah Klaten,” papar Sekretaris BPBD Klaten Nur Tjahjono Suharto.

By admin