Sumur di Punden Pesapen, Sumurwelut, Kecamatan Lakarsantri, tidak hanya menyimpan air yang jernih dan terus mengalir, tapi juga cerita misteri. Konon, berbagai pusaka ada di sumur tersebut.
—
BERADA persis di seberang Jalan Raya Sumurwelut–Bangkingan, Punden Pesapen sangat sejuk. Terdapat pohon beringin besar yang mengayomi kawasan punden. Banyaknya orang yang datang untuk lelaku spiritual membuat area itu dipenuhi harum dupa. Gelas berisi kopi dan bunga ditinggalkan di beberapa lokasi sebagai sesajen.
Ada beberapa area punden yang dijadikan jujukan untuk ritual. Yakni, di pohon beringin, dekat lokasi batu tetenger, dan tentunya sumur panguripan. Saking jernihnya, warna air di sumur panguripan menjadi biru. Literasi sejarah mengenai Punden Pesapen memang tidak ada. Begitu juga makna tulisan yang ada di batu tetenger.
Jumat (3/3) pagi tim Jawa Pos bersama praktisi spiritual Bambang Hadi Purnomo mengunjungi Punden Pesapen. Berbagai cerita di lapangan juga dikumpulkan. Termasuk mencari sejarah panjang lokasi itu dengan interaksi lintas dimensi. ’’Di sini penunggunya ular besar, pengunjung wajib jaga tata krama,’’ ucap Bambang.
Menurut dia, ada banyak makhluk gaib di lokasi. Salah satunya, sosok pria berbaju hitam dan memakai ikat kepala. Dia yang diutus untuk bercerita sejarahnya. Meskipun, sosok tersebut enggan menjelaskan nama dan asalnya.
’’Jadi, ini masih ada hubungannya dengan Giri Kedaton,’’ ucap Bambang.
Dia menjelaskan, waktu itu ada rombongan dari Giri Kedaton yang berjalan dari Gresik. Kawasan tersebut dulu masih hutan dan persawahan. Nah, ketika kuda rombongan itu sekarat karena kelelahan, mereka mencari sumber mata air.
Karena tidak ketemu, salah satu rombongan kemudian bertapa di sekitar punden. Muncullah wangsit dari penghuni gaib. Yakni, menggali tanah dengan batok kelapa. Lokasinya persis di selatan beringin.
Benar saja, tiba-tiba sumber air keluar dengan sendirinya. Rombongan pun memberikan air itu ke kuda mereka. Anehnya, kuda yang sekarat langsung sembuh. Karena itu, mata air tersebut dikenal sebagai sumur panguripan atau pemberi kehidupan. Sebagai wujud terima kasih, rombongan tersebut membuatkan tetenger di atas batu. Tepatnya, tulisan dan telapak tangan kanan.
Dari interaksi tersebut, beber Bambang, rombongan yang mendapat wangsit dan membuat tetenger di batu itu berserban dan berjubah hijau. Setelah kudanya sembuh, mereka langsung melanjutkan perjalanan ke arah selatan. ’’Rombongan ini membawa semacam peti,’’ terangnya.
Cerita tentang sumber mata air itu terdengar ke mana-mana. Hingga kemudian, sumber air tersebut menjadi besar. Menurut Bambang, energi di punden sangat positif. Berbagai jenis pusaka juga ada di tengah beringin. Tapi, tidak semua orang bisa mengambil.
Sementara itu, staf Trantibum Kelurahan Sumurwelut Junaidi Mirza mengatakan, sampai sekarang sumur masih sering digunakan warga sekitar. Misalnya, ketika air PDAM padam beberapa waktu lalu, semua warga berbondong-bondong mengambil air di sana. ’’Uniknya, air tidak bisa habis dan terus nyumber,’’ ungkapnya.
Pria yang akrab dipanggil Juna itu menuturkan, Punden Pesapen juga menjadi tempat untuk lelaku spiritual. Mereka yang punya hajat akan berdiam diri di sana untuk mencari ketenangan. Kegiatan itu sering dilakukan masyarakat luar Sumurwelut.
Juna juga membenarkan bahwa banyak pusaka di pohon beringin. Dari penuturan tokoh masyarakat sekitar, kata dia, pusaka itu hanya bisa diambil warga asli Sumurwelut. Itu pun mereka yang berjodoh dan dianggap mumpuni. Kalaupun itu orang luar, bisa jadi orang tersebut masih punya keturunan dengan tokoh yang babat alas di Sumurwelut. Banyak juga masyarakat yang menggunakan air di punden sebagai obat. Termasuk mengobati penyakit nonmedis.