JawaPos.com – Kondisi masyarakat yang mengungsi akibat terdampak insiden Integrated Terminal Jakarta Plumpang kini terus berangsur membaik. Hal ini terlihat mulai dari ditutupnya beberapa posko pengungsian, salah satunya adalah posko pengungsian di Kantor PMI Jakarta Utara.

Ketua PMI Jakarta Utara, Rizal mengatakan pengungsian ditutup sejak Sabtu (11/3) pukul 20.00 WIB, sejak saat itu sudah tidak ada lagi penyintas insiden Integrated Terminal Jakarta Plumpang yang mengungsi.

“Masyarakat yang mengungsi sudah bisa pulang, mereka sudah disediakan kontrakan yang dibiayai oleh Pertamina. Kami juga ikut serta membantu penyintas pindah dari posko pengungsian ke kontrakan, termasuk menyiapkan kebutuhan sehari-hari warta seperti alat kebersihan, makanan, dan tempat tidur,” jelas Rizal.

Hal yang sama juga terlihat di posko pengungsian RPTRA Rasela, dimana sudah tidak ada lagi masyarakat yang menempati posko pengungsian tersebut sejak Sabtu.

Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan bahwa Pertamina saat ini berkomitmen penuh dalam seluruh proses pemulihan korban maupun masyarakat terdampak insiden Plumpang. Komitmen ini diwujudkan dalam bentuk bantuan berupa kebutuhan dasar seperti makanan dan pakaian, dapur umum, biaya perawatan korban, dan biaya pemakaman.

“Sekarang yang kami berikan adalah bantuan dana untuk fasilitas kontrakan atau hunian sementara bagi masyarakat yang sebelumnya mengungsi dan rumahnya terdampak,” tambah Irto.

Irto melanjutkan, bantuan kontrakan ini akan diberikan dalam skema dana bantuan, dengan total  Rp 1.2 juta per bulan selama 3 bulan lamanya, serta tambahan dana Rp 2 juta  untuk kebutuhan kontrakan tersebut.

“Jadi total yang diterima adalah Rp 5,6 juta.  Kami harap bantuan ini kembali dapat meringankan masyarakat terdampak serta mempercepat proses pemulihan secara keseluruhan,” pungkasnya.

 

 

By admin