Tidak ada yang senang ditegur di depan orang lain. Dekati, lalu ajak mengobrol secara personal. Beri tahu secara perlahan dan berikan solusi. Jadikan sesi itu rahasia berdua.

MENYAMPAIKAN teguran dalam kategori mengkritik, mengingatkan, atau menasihati terkadang menjadi tantangan tersendiri. Kita harus melihat konteks, kondisi, serta orang yang akan ditegur. Jika tidak, teguran yang niat awalnya baik bisa menyakiti hati dan malah membuat hubungan renggang, bahkan bersitegang.

Bangun Suasana Luwes

Dalam menyampaikan teguran, tidak ada pemilihan kata-kata yang khusus. Yang paling penting adalah menciptakan suasana. Bangunlah suasana seinformal mungkin. Saat kita dalam situasi informal, luwes seperti ngobrol sambil bergurau atau ngopi bersama, orang akan lebih mudah menerima teguran tersebut.

Sampaikan teguran dengan perlahan saat sedang mengobrol berdua dan dengan nada bicara yang tidak memojokkan atau menyalahkan. Apalagi jika menyangkut hal yang sangat kritikal. Biasanya orang akan sulit menerimanya. Misalnya, menegur teman yang memiliki bau badan menyengat. Terkadang ada yang tidak sadar jika bau badannya mengganggu. Kita juga bisa menegurnya dengan menawarkan deodoran untuk membantu menghilangkan bau badan.

Face-to-Face, Tidak di Depan Umum

Dalam konteks perusahaan, kita sebut teguran itu feedback. Atasan, rekan kerja, ataupun bawahan, siapa pun yang memberikan feedback harus memberitahukan juga baiknya yang mana dan yang belum baik yang mana. Feedback atau teguran itu harus disampaikan berdua. Tidak ada manusia yang suka ditegur di tempat ramai. Maunya privat dan menjadi rahasia.

Di lingkup tempat kerja, misalnya, bisa dilakukan dengan mengundang orang yang akan diberi teguran (feedback) ke pertemuan yang tidak formal. Tanyakan mengapa dia melakukan hal itu. Lalu, sampaikan hal-hal yang kurang baik yang dia lakukan serta memberikan penjelasan bagaimana hal tersebut harus dilakukan. Dengan demikian, teguran dapat diterima dengan lebih efektif. Jadikan sesi pertemuan itu bersifat rahasia antara Anda dan orang tersebut.

Lewat Action dan Pihak Ketiga

Menegur juga bisa dilakukan secara tidak langsung. Baik dengan action maupun perantara pihak ketiga. Opsi itu digunakan apabila tidak ingin membuat keributan di ruang publik atau merasa sungkan menegur orang yang lebih senior atau ber-power. Misalnya, perokok yang merokok di tempat umum bertanda dilarang merokok. Kita bisa memanggil pihak berwenang untuk memperingatkan.

Contoh lain, saat menegur orang yang membuang sampah sembarangan. Karena jabatannya lebih tinggi dan tidak berani menegur, kita bisa mengambil sampah tersebut, kemudian membuangnya di tempat sampah. Orang tersebut akan melihat tindakan kita dan merasa malu apabila mengulanginya. Saat menegur anak-anak juga demikian. Harus dicontohkan dengan tindakan yang benar.


*) MULYADI YULIYAMIN, Coach yang fokus membangun kesadaran diri dan menikmati kehidupan

By admin