JawaPos.com – Line-up musisi senior-junior hadir di panggung musik Kota Surabaya, Sabtu malam (11/3). Di Grand City Convention and Exhibition, Iwan Fals, Anji, dan Keisya Levronka gantian menghibur pencinta musik Surabaya.
Meski masih sangat muda, Keisya tampil energik dengan lagu-lagu lawas era 2000-an awal. Seperti lagu Seandainya dari Vierratale hingga lagu Mengejar Matahari dari Ari Lasso.
Lebih banyak membawakan lagu para seniornya, perempuan 20 tahun itu tak ketinggalan juga membawakan lagu miliknya menjelang akhir penampilan. ”Mari galau dulu sebelum nanti happy-happy bareng Om Anji dan Om Fals,” ujarnya, kemudian menyanyikan lagu miliknya, Tak Ingin Usai.
Setelah Keisya, Anji hadir dengan lagu-lagu yang pernah ditulisnya untuk musisi-musisi lain. ”Malam ini saya mau bercerita. Jadi, selain untuk Judika dan d’Masiv, saya pernah nulis bareng Yura Yunita,” kata Anji. Lagu yang dimaksud itu adalah Berpisah Itu Mudah yang dipopulerkan Rizky Febian & Mikha Tambayong.
Setelah itu, Anji menyanyikan lagu-lagu populer yang dulu ditulisnya dan dinyanyikan bersama band lamanya, Drive. Seperti Melepasmu dan Bersama Bintang. Sampai di ujung penampilannya, pria 44 tahun itu menyanyikan single terbarunya, Sampai Mati, dan salah satu single terpopulernya, Dia.
”Keren banget Surabaya. Tadi saya denger,” ujar Iwan Fals begitu memasuki panggung setelah Anji tampil. Hari yang makin malam itu pun tak mengendurkan semangat arek-arek Suroboyo di festival tersebut.
Iwan pun membuka penampilannya dengan melantunkan jula-juli khas Suroboyoan. Lengkap dengan bahasa Suroboyoan juga. ”Jula-juli arek Suroboyo. Parikan karo Kartolo. Kapan iku aku wes tau sebab aku wes bolak-balik nang Suroboyo. Sebab wedoke ayu-ayu,” ujarnya dalam penggalan jula-juli sambil berbisik di kalimat akhirnya.
Riuh sorakan dan tepuk tangan pun menyambut tiap bait akhir jula-juli itu. Kemudian langsung dilanjutkan lagu Belum Ada Judul. Lagu pembuka yang mengakhiri jula-juli yang panjang itu juga langsung disambut dengan sing-along para penonton.
Lagu-lagu legendarisnya pun mulai dinyanyikan dengan energik. Salah satunya saat lagu Guru Oemar Bakri dinyanyikan. Di pertengahan lagu tersebut, irama lagu Cublak-Cublak Suweng yang dibubuhkannya memberi warna tersendiri. Perpaduan itu sukses membuat para penonton tidak berhenti ikut bernyanyi.
”Wah, ngos-ngosan iki. Repotnya gini emang kalau sama bujangan-bujangan,” kata Iwan Fals setelah lagu tersebut selesai sambil masih mengatur napasnya. Pria 61 tahun itu kemudian juga menjelaskan kenapa ada Cublak-Cublak Suweng dalam lagu yang baru saja dimainkannya.
”Karena hidup itu bukan sekadar duniawi. Begitu maksudnya lagu itu. Tapi, kalau diceritain bisa sampai mati nih,” terangnya, lantas tertawa.