JawaPos.com – Twitter setelah diakuisisi dan dimiliki oleh Elon Musk diketahui masih memiliki segudang masalah sampai saat ini. Yang paling kentara adalah PHK massal, dan isu kebangkrutan karena Twitter kini banyak ditinggal para pengiklan.
Dengan Twitter yang masih struggle, Elon Musk dikabarkan hendak buang duit lagi dengan rencana mengakuisisi perusahaan lainnya. CEO Twitter Elon Musk mengatakan dia terbuka untuk membeli Silicon Valley Bank (SVB).
Silicon Valley Bank merupakan salah satu bank terbesar di Amerika Serikat (AS) yang telah ditutup oleh regulator dan asetnya disita oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC). Bank ini melayani pelanggan di industri teknologi, termasuk pekerja teknologi, perusahaan rintisan, dan perusahaan yang didukung modal ventura.
Penutupannya menandai kegagalan bank AS terbesar sejak krisis keuangan global 2008. FDIC sendiri telah membentuk Deposit Insurance National Bank of Santa Clara untuk menahan simpanan yang diasuransikan dari SVB, yang akan terus dikliringkan melalui cek.
Kantor utama dan semua cabang SVB akan dibuka kembali pada 13 Maret, dan deposan yang diasuransikan akan memiliki akses penuh ke simpanan mereka paling lambat awal pekan depan. Namun, tidak jelas bagaimana akun atau jalur kredit yang lebih besar untuk perusahaan akan terpengaruh oleh penutupan karena asuransi standar FDIC mencakup hingga USD 250.000 per deposan.
Di tengah kekacauan, CEO Razer Min-Liang Tan menyarankan agar Twitter mempertimbangkan untuk membeli SVB dan mengubahnya menjadi bank digital. Saran ini menarik perhatian pentolan baru Twitter, Elon Musk, yang menanggapinya dengan positif. Musk mengatakan bahwa dia terbuka untuk gagasan tersebut lewat balasan komentar di Twitter pribadinya.
Akuisisi potensial ini dapat menandai masuknya Twitter ke ruang fintech, karena perusahaan telah mencari cara untuk memperluas bisnisnya. Dengan mengakuisisi SVB, Twitter dapat memanfaatkan basis penggunanya yang besar dan merek yang kuat untuk memantapkan dirinya sebagai pemain utama dalam industri perbankan digital.
Sementara dilansir dari Gizmochina, hingga berita ini ditulis, belum ada konfirmasi resmi atau informasi lebih lanjut terkait komentar dari miliarder tersebut. Akankah terjadi? Bisa iya, bisa tidak.
SVB sendiri diketahui juga berspesialisasi dalam pembiayaan start-up dan telah menjadi bank AS terbesar ke-16 berdasarkan aset, dengan aset USD 209 miliar dan deposito sekitar USD 175,4 miliar. Masalah bank dipicu oleh penarikan pelanggan yang menyebabkan perusahaan melikuidasi posisi sekuritas yang nilainya anjlok akibat kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Keruntuhannya yang cepat telah membuat pasar terguncang, dan FDIC akan berusaha melikuidasi asetnya sementara deposan yang diasuransikan akan menerima dividen di muka dan potensi pembayaran dividen tambahan karena regulator secara bertahap menjual aset SVB.