JawaPos.com–Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengungkap adanya potensi bahaya di sisi barat laut Gunung Merapi.

Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan, potensi bahaya tersebut bersumber dari kubah lava tengah dan kubah lava sisi barat daya Merapi yang hingga kini terus mengalami pertumbuhan. Potensi bahaya lain di sektor barat laut (Gunung Merapi) terjadi pergerakan.

”Terjadi inflasi sehingga ini juga tetap kita ingatkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan,” kata Agus seperti dilansir dari Antara.

Menurut dia, ada deformasi atau perubahan bentuk permukaan tubuh gunung di sisi barat laut Merapi. Itu terpantau selama dua tahun terakhir.

Sebelumnya, deformasi hanya terjadi di lokasi dua kubah lava gunung api aktif itu. Yakni di tengah kawah dan sisi barat daya.

”Ini sesuatu yang unik, selain unik juga berpotensi bahaya sehingga perlu kami sampaikan,” ujar Agus.

Agus menjelaskan, laju deformasi di sisi barat laut Merapi sebesar lebih dari 15 meter dalam kurun waktu dua tahun. Perkembangan itu cukup besar jika dibandingkan deformasi saat menjelang erupsi Merapi pada 2006 dan 2010 yang kurang dari 4 meter, meski kala itu terjadi dalam tempo yang cepat.

”Besarnya (deformasi) 15 meter ini yang menjadi perhatian kami. Kami khawatir bahwa tebing dari puncak sebelah barat laut ini menjadi tidak stabil dan longsor,” papar Agus.

BPPTKG terus memantau kondisi tebing beserta laju deformasi sisi barat laut gunung api itu secara intensif. Untuk saat ini, kondisinya  masih stabil.

”Kecepatan dari deformasi juga relatif rendah, namun ini perlu kami sampaikan agar masyarakat tetap bersiap siaga,” ucap Agus Budi.

Gunung Merapi mengeluarkan rentetan awan panas guguran sejauh maksimal 4 km ke barat daya, yaitu ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak mulai Sabtu (11/3) siang hingga petang dan masih berlanjut hingga Minggu (12/3). Berdasar pantauan BPPTKG hingga pukul 15.30 WIB, tercatat total sebanyak 54 awan panas guguran telah keluar dari Gunung Merapi. Rentetan awan panas guguran itu terjadi akibat longsoran kubah lava barat daya Gunung Merapi.

Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta pada level III atau siaga.

Untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima km) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh km).

By admin