JawaPos.com – The Eras Tour, konser tur keenam Taylor Swift, akan dimulai di State Farm Stadium, Glendale, Amerika Serikat, pada 17-18 Maret mendatang. Pemerintah dan masyarakat setempat menunjukkan totalitas dalam menyambut kedatangan pop princess tersebut. Salah satunya dengan berencana mengganti nama kota untuk sementara.
Nama itu bakal berkaitan dengan Swift. Namun, Jerry Weiers selaku wali kota Glendale baru akan mengumumkannya pada Senin (13/3) waktu setempat.
’’Tidak perlu tenang, kami tidak takut melakukan sesuatu yang sangat tidak biasa untuk merayakan fakta bahwa konser Taylor dimulai di sini!’’ bunyi pernyataan dari kota yang sarat dengan judul lagu Swift, seperti dilansir dari Fox 10 Phoenix.
Pemerintah Glendale menganggap Swift sebagai salah satu artis paling berpengaruh di generasinya. ’’Kami sedang menulis kisah cinta kami sendiri untuknya dan menyapa Swifties dengan penuh gaya!’’ ujarnya.
Setelah diumumkan, nama kota itu akan berlaku hingga 18 Maret mendatang. Selain itu, pemerintah bakal menyebutkan jalur lalu lintas yang bisa digunakan Swifties untuk berkeliling kota dan merayakan The Eras Tour.
Juga, akan ada tempat-tempat khusus untuk meramaikan. Kabarnya, kompleks perbelanjaan Distrik Hiburan Westgate Glendale bakal menampilkan pesan untuk menyambut Swift. Begitu pula restoran lokal yang berencana menawarkan menu yang terinspirasi oleh Swift.
Di sisi lain, Taylor Swift kembali menjadi subjek studi di perguruan tinggi. Jumat (10/3) Stanford University mengumumkan mata kuliah All Too Well (10 Weeks Version). Sesuai namanya, kelas tersebut berisi analisis mendalam terhadap lirik All Too Well (10 Minutes Version). Mata kuliah itu akan diampu Nona Hungate dan bakal tersedia pada kuartal musim dingin, yang dimulai Januari 2024.
Mengutip laman resmi kampus tersebut, All Too Well (10 Weeks Version) adalah bagian dari ITAL 99. Program itu merujuk pada kelas pendek berisi perkenalan topik yang diajarkan alumnus Stanford University. ’’Kelas dengan sistem yang berpusat pada murid ini fokus pada pembelajaran praktis,’’ papar pihak universitas.
All Too Well (10 Minutes Version) adalah bagian dari album Red (Taylor’s Version), yang dirilis ulang pasca perselisihan hak cipta dengan label lamanya, Big Machine Records. Rilis ulang dalam versi baru tersebut menuai pujian. Para kritikus menilai lagu berdurasi panjang itu merupakan salah satu highlight album Red dan karier Swift.
Dalam wawancara di Good Morning America pada Oktober 2012, Swift menyebut All Too Well sebagai salah satu karya yang paling emosional dan sulit. ’’Butuh waktu panjang buatku untuk menyaring segala yang ingin kucurahkan di lagu ini, tanpa membuatnya jadi lagu sepanjang 10 menit dan tak bisa dimasukkan dalam album,’’ jelasnya.
Swifties, sebutan fans Swift, menduga lagu itu menceritakan hubungan idola mereka dengan Jake Gyllenhaal. Terutama pada bagian lirik yang menceritakan pertemuannya dengan keluarga mantan kekasihnya dan meninggalkan syal di sana.