JawaPos.com–Baru sepekan di-launching, grafik penumpang feeder mencapai 2.600 orang per hari. Hal itu mendulang respons positif dari Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati.
Menurut Aning, hal itu menunjukkan load factor yang bagus. Artinya, kapasitas penumpang feeder bagus sekaligus juga saat ini feeder mampu mengangkut penumpang dengan kapasitas yang memadai.
”Meski harus terus dipantau dan untuk memastikan feeder betul-betul menjadi kebutuhan bagi warga Kota Surabaya ke depan sesuai kebutuhan. Artinya, masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi menjadi kendaraan publik dan itu karena ingin lebih nyaman, murah, dan efektif,” terang Aning.
Dengan begitu, lanjut politikus PKS itu, bisa menjawab tantangan bahwa Surabaya sebagai kota metropolis mampu mengatasi kemacetan sekaligus juga mendukung penuh pergerakan ekonomi. Melalui menyediakan alat mobilitas tepat sasaran sekaligus sangat dibutuhkan warga Surabaya.
”Bukan sekadar ada dan menjadi beban APBD,” ucap Aning.
Aning menyatakan, pemkot harus sabar. Sebab, mengubah kultur tidak mudah. Sabar artinya APBD di awal memang harus dukung penuh dengan segala kondisinya.
”Apresiasi pada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, di mana transportasi publik menjadi satu dari 5 prioritas pembangunan pada APBD 2024. Ini suatu kebijakan yang sangat spesial bagi warga Surabaya,” papar Aning.
Aning menilai, sekelas Surabaya yang PDRB tertingginya adalah perdagangan dan jasa. Seharusnya fasilitas mobilitas masyarakat juga mendukung yang pada akhirnya mampu mendongkrak PAD.