JawaPos.com – Penembakan brutal terjadi di Hamburg, Jerman, Kamis (9/3) malam waktu setempat atau Jumat (10/3) waktu Indonesia, tepatnya di Aula Saksi Yehuwa. Penembakan keji itu menewaskan 8 orang termasuk bayi dalam kandungan dan pelaku. Sementara, 8 lainnya mengalami luka termasuk perempuan hamil yang bayi dalam kandungannya dinyatakan meninggal.
Saksi Yehuwa atau Yehovah’s Witnesses adalah denomintasi Kristen. Penganutnya memiliki kepercayaan yang terpisah dari Kristen atau dengan kata lain berbeda dengan Kristen.
Seperti dilansir Aljazeera, seorang pria bersenjata tiba-tiba melepaskan tembakan di dalam Aula Saksi Yehuwa. Polisi masih mendalami motif pelaku melakukan aksinya. Pelaku sendiri ikut tewas dengan sengaja menembak dirinya alias bunuh diri usai menjalankan aksi kejinya.
Menteri Dalam Negeri Regional Andy Grote mengatakan pelaku sempat menuju lantai 1 ketika polisi masuk ke Aula. Namun, saat polisi mengejarnya, pelaku menembak dirinya sendiri dan dipastikan tewas.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan sangat terkejut dengan tindakan brutal pelaku. Dia menyampaikan permintaan maaf karena dalam hal ini pihak keamanan gagal mencegah terjadinya peristiwa berdarah tersebut. Kanselir juga memberikan dukungan doa dan semangat terhadap korban dan keluarga korban.
“Kami khawatir korban meninggal akan bertambah karena ada yang luka parah. Tapi, kami berdoa agar korban yang luka bisa diselamatkan,” kata Scholz.
Penyelidikan awal, pihak berwenang mengidentifikasi pria itu sebagai Philipp Fusz, 35. Dia merupakan mantan anggota Saksi Yehuwa. Dia telah meninggalkan komunitas sekitar 18 bulan yang lalu, tetapi tampaknya tidak memiliki hubungan baik dengan komunitas tersebut. Berita mingguan Der Spiegel menyebut pelaku menggunakan pistol semi otomatis Heckler & Koch P30 dalam aksinya.
“Tidak ada indikasi latar belakang teroris dalam serangan itu,” kata juru bicara kantor kejaksaan Hamburg.
Kepala polisi Hamburg Ralf Martin Meyer mengatakan, pelaku mengeluarkan 9 peluru dari magasin dalam aksinya. Penyidik bekerja sepanjang malam untuk mengamankan barang bukti. Pada Jumat (10/3) pagi waktu setempat, penyelidik forensik dengan pakaian pelindung putih masih terlihat di luar gedung saat salju tipis turun.