JawaPos.com – Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yacob Rambitan bakal memulai tur Eropa dengan berat.
Ganda putra berakronim PraYer itu akan menghadapi seniornya Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan pada babak pertama All England di Utilita Arena, Birmingham.
Pramudya menuturkan, itu merupakan All England keduanya. Menariknya, dua kali tampil PraYer selalu menghadapi rekan senegara di babak awal.
Tahun lalu, PraYer ditundukkan Bagas Maulana/M Shohibul Fikri (18-21, 19-21).
’’Sudah dua kali main All England, ketemunya teman lagi. Ya sudah, memang undiannya gitu sih. Apalagi kami ranking-nya kan di bawah ya, jadi mau gimana lagi,’’ ungkap Pramudya pasrah.
Namun, pemain binaan PB Djarum tersebut melihat sisi positif dari pertemuan senegara. ’’Semoga bisa mengeluarkan yang terbaiklah. Kalau di lapangan kan nggak lihat itu teman atau siapa lagi kan,’’ ujarnya.
Yeremia menambahkan, secara psikologis, lawan teman senegara lebih sulit.
’’Soalnya kan kalau latihan, sudah saling tahu. Jadi, lebih susah teman sendiri,’’ ujarnya. ’’Terus, enggak ada coach-nya juga kan yang ngingetin di belakang, jadi lebih sulit,’’ sambung Pramudya.
Perihal target, Pramudya menyatakan bahwa secara pribadi ingin menemukan gameplay yang tepat. Sebab, berdasar penampilan terakhir di Badminton Asia Mixed Team Championships, ada beberapa hal yang belum memuaskan.
Misalnya, kontrol permainan. ’’Soalnya, sudah beberapa pertandingan ini rasanya belum in gitu. Ya walaupun hasilnya not bad, dari segi permainan kayak belum puas,’’ ucapnya.
Pramudya menambahkan, secara permainan juga mulai berubah. Sebelumnya lebih mengandalkan kecepatan dan power. Namun, saat ini power belum kembali seperti semula.
Salah satu penyebabnya, Yeremia mengalami cedera panjang dan absen selama enam bulan. ’’Speed-nya belum sama, ya mungkin kami harus adjust lagi kan gameplay-nya. Nah, itu kami belum. Ini yang masih dicari terus,’’ tuturnya.
Pramudya menuturkan, setelah Yeremia selesai istirahat, dirinya ingin langsung siap dengan tempo dan pola permainan yang sebelumnya.
Hanya, kenyataannya tidak demikian. Di awal 2023 ini dia mengakui belum sesuai ekspektasi. ’’Nah, dari situ mungkin lebih ke ekspektasi kami dan apa yang kapabel bisa. Itu harus disamain,’’ ucapnya.
Apalagi, persaingan internal di ganda putra begitu ketat. Itulah yang membuatnya lebih termotivasi untuk terus bermain lebih baik.
Sebab, jika tidak, bakal sulit baginya mengejar ketertinggalan. Saat ini PraYer menempati ranking ke-21 dunia dan berstatus sebagai ganda putra keenam alias paling rendah di antara ganda pelatnas lainnya.