Pendidikan kewirausahaan terus diterapkan kepada seluruh siswa SMAN 16 Surabaya. Empat siswa yang mendirikan Adhinatha Student Company pun membuktikan kemampuan mereka dalam mengelola perusahaan rintisan tersebut. Dalam dua bulan, mereka berhasil meraup omzet Rp 31,6 juta.

SEPTINDA AYU PRAMITASARI, Surabaya

PADA November 2022, empat siswa kelas X dan XI SMAN 16 Surabaya mendirikan perusahaan bernama Adhinatha Student Company. Perusahaan tersebut bergerak di bidang produk edukasi.

Mereka menciptakan produk inovasi media pembelajaran kreatif bernama Torredu. Sekilas, media pembelajaran tersebut seperti mainan Uno Stacko. Namun, bahan yang digunakan berasal dari limbah tutup botol.

Perusahaan yang dikembangkan siswa tersebut akhirnya berhasil meraih penghargaan The Most Innovative di ajang Starbucks Creative Youth Entrepreneurship Program (SCYEP) pada 17 Februari 2023 yang digelar Prestasi Junior Indonesia bekerja sama dengan Starbucks.

Kompetisi itu diikuti 140 siswa SMA/SMK terpilih dari enam provinsi di Indonesia.

Empat siswa tersebut adalah Adzroo Ghaisani Devina, Nabilla Rei Salmabella, Gadang Priyambodo, dan I Dewa Made Nanda Stya Chidananda. Adhinatha Student Company SMAN 16 mewakili regional Jawa Timur.

Di dalam kompetisi bisnis tersebut, mereka diberi modal awal usaha sebesar Rp 5 juta. Modal itu dikelola hingga berhasil meraup omzet Rp 31,6 juta dalam kurun waktu 2 bulan 1 minggu.

’’Kami mencari ide produk di bidang pendidikan. Sebelumnya, kami juga mencari permasalahan yang ada di Indonesia saat ini apa saja,” kata Gadang saat ditemui Jawa Pos di SMAN 16 kemarin (9/3).

Gadang mengatakan, riset tentang cara pendidikan di Indonesia pun dilakukan. Kemudian, dimodifikasi. Hingga akhirnya, muncul ide inovasi produk media pembelajaran melalui permainan.

’’Kami membuat Torredu. Produk permainan yang mirip dengan Uno Stacko. Hanya, dimodifikasi dan difokuskan pada pendidikan,” ujarnya.

Torredu merupakan permainan balok yang dikombinasikan dengan edukasi. Jadi, permainan tersebut bisa sekaligus digunakan untuk melatih siswa berpikir secara kritis. Sebab, di dalam permainan itu terdapat soal-soal yang harus dijawab peserta.

Nabilla menambahkan, modal usaha Rp 5 juta yang diberikan oleh Prestasi Junior Indonesia digunakan untuk membeli mesin molding injection.

’’Rp 5 juta kami pakai untuk DP pembelian mesin cetak. Kami lakukan branding produk ke masyarakat dan membuka pesanan lewat open preorder (PO),” kata dia.

Hasil penjualan produk bisa menutupi pelunasan mesin injection molding. Harga produk sendiri Rp 150 ribu per item. Sementara, biaya produksi mencapai Rp 80 ribuan.

By admin