JawaPos.com – Sedikitnya sembilan desa yang tersebar di lima kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan dikepung banjir dan tanah longsor yang menyebabkan puluhan rumah warga di desa tersebut mengalami kerusakan, dikutip dari ANTARA.
“Hujan deras dan angin kencang melanda Lampung Selatan sejak Rabu (8/3) sore hingga Kamis (9/3) sekitar pukul 09.00 WIB,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Lampung Selatan, Heri Bastian di Kalianda Jumat (10/3).
Dia mengatakan saat ini kondisi air yang merendam beberapa rumah dan jalan di Kecamatan Katibung sudah berangsur menyusut.
Ia mengatakan peristiwa bencana alam tersebut berdampak pada pemukiman masyarakat. “Kerusakan yang timbul akibat bencana banjir dan tanah longsor di sembilan desa dari lima kecamatan, yakni satu rumah rusak berat tertimpa longsor, sembilan rumah terancam longsor, 252 rumah tergenang banjir, satu jembatan ambrol atau putus (jenis permanen), satu jembatan hanyut (jembatan kayu),” ujarnya.
Sembilan desa yang terdampak banjir tersebut, adalah Desa Rangai Tri Tunggal, Tarahan, Desa Tanjung Ratu, Desa Baru Ranji, Desa Bandaragung, Desa Mekarmulya, Desa Baliagun, dan Desa Kalirejo,
Dari sembilan desa yang terdampak banjir itu tersebar di lima kecamatan, yakni Kecamatan Katibung, Merbau Mataram, Sragi, Kecamatan Palas, dan Kecamatan Candipuro.
Menurutnya, sampai saat ini untuk korban jiwa akibat banjir dan tanah longsor tersebut tidak ada.
Upaya penanganan yang telah dilakukan dengan turun ke lokasi untuk mengevakuasi dan mendata kerusakan serta berkoordinasi dengan aparat pemerintahan kecamatan serta aparatur desa dalam penanganan dan pendataan dampak bencana.
Dia mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap bencana susulan. “Potensi bencana susulan sesuai imbauan BMKG bahwa cuaca ekstrem tidak menentu ini dapat berlangsung sampai April 2023,” kata dia.