JawaPos.com–Pemerintah Provinsi Jawa Timur terima penghargaan sebagai Pelopor Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme di Indonesia. Acara diselenggarakan di Ballroom The Sultan Hotel & Residence Jakarta Pusat, Jumat (10/3).
Penghargaan itu diterima Kepala Bakesbangpol Jatim Eddy Supriyanto mewakili Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Penghargaan itu diraih dalam ajang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE) Award Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI).
Atas penghargaan itu, Khofifah menyampaikan bahwa di Bumi Majapahit (Jawa Timur) toleransi dan moderasi beragama harus dijunjung tinggi. Sebab, kedamaian antar sesama masyarakat sangat mendukung pencegahan ekstrimis dan kekerasan yang mengarah terhadap terorisme.
”Terima kasih atas penghargaan ini. Ini sekaligus menunjukkan bahwa nilai toleransi telah tertanam di tengah perbedaan di masyarakat,” kata Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi Jumat (10/3).
Dalam dua tahun pelaksanaan RAN PE, berbagai capaian keberhasilan telah ditunjukkan Pemerintah Provinsi Jatim melalui kerja kolaboratif sebagai perwujudan penerapan Whole Government and Whole Society Approach. Keberhasilan pelaksanaan RAN PE dapat terjejaki dengan munculnya berbagai inisiatif yang dilakukan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan ekstremisme kekerasan yang mengarah pada terorisme.
Berdasar data Kemenag, indeks kerukunan umat beragama di Jawa Timur (KUB Jatim) pada 2021 menembus angka 77,8 persen. Itu menempatkan Jatim ada di urutan pertama se-Pulau Jawa. Bahkan, angka yang diraih Jatim itu tercatat lebih tinggi dari rata-rata capaian KUB nasional 72,9 persen.
Menurut gubernur, ada tiga hal penting dalam menciptakan moderasi beragama. Yaitu understanding, trust, dan respect.
”Tiga hal tersebut harus dibangun antar masing-masing elemen strategis. Dengan adanya understanding maka antar entitas akan memahami satu sama lain. Sehingga muncul trust atau kepercayaan satu sama lain,” papar Khofifah.
Menurut dia, tidak bisa orang saling percaya jika tidak didasari kesepahaman yang komprehensif. Ketika understanding dan trust sudah muncul, akan muncul respect. Satu dengan yang lain saling menghormati dan saling menghargai.
”Penting untuk bisa membangun moderasi beragama. Ketika ada kemungkinan terjadi kerapuhan persaudaraan, persatuan, dan kesatuan, moderasi beragama dan toleransi akan menjadi penangkal sekaligus fondasi membangun kembali persaudaraan antara satu dengan yang lain,” ungkap Khofifah.
Gubernur mengingatkan, toleransi dan moderasi beragama adalah upaya nyata yang mampu merawat kebhinekaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Toleransi dan moderasi beragama sangat penting. Selain menjaga kerukunan antar umat juga menjaga dan merawat kebhinekaan.
”Ketika hal tersebut sudah tertanam, masyarakat akan menyadari nilai penting dari golongan-golongan yang mengganggu persatuan dan persaudaraan yang bisa memecah belah bangsa,” jelas Khofifah.