JawaPos.com- Dalam beberapa kali kesempatan, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah mengajak untuk menekuni usaha budidaya ikan. Tujuannya, untuk terus meningkatkan produksi dan konsumsi ikan pada warga Bojonegoro. Sebab, terkandung banyak manfaat pada ikan.
Sejauh ini, di Bojonegoro memang relatif belum banyak kelompok-kelompok pembudidaya ikan. Masih kalah dengan kabupaten sekitar seperti Lamongan, Tuban, dan Gresik. Mayoritas warga ’’Kota Minyak’’ itu masih menekuni usaha pertanian dan perkebunan.
Terinspirasi dan tergugah dengan bupati itu, pasangan muda Saiful Hadi-Yunia Rahmawati sejak setahun terakhir, mulai menekuni usaha budidaya perikanan tersebut. Meninggalkan pekerjaan lamanya, pasutri alumnus Unesa itu membuka budidaya perikanan di halaman belakang rumahnya. Yakni, di Desa Pekuwon, Kecamatan Sumberejo.
Namun, budidaya ikan yang dikembangkan bukan lagi konvensional. Sudah menggunakan teknologi modern berupa sistem bioflok. Penerapan budidaya bioflok itu belum banyak dilakukan masyarakat. Selain itu ada banyak keunggulan. Di antaranya, penggunaan pakan lebih efisien, produktifitas cukup tinggi, hemat air, dan ramah lingkungan.
Bioflok sendiri berasal dari kata bios yang artinya kehidupan. Dan kata flok yang artinya gumpalan. Jadi, bioflok adalah kumpulan dari berbagai organisme. ‘’Kami memilih nila, gurame, dan tombro. Alhamdulillah, sejauh ini hasilnya cukup bagus,’’ ujar Saiful.
Bukan tanpa alasan ikan nila dan gurame yang dipilih. Dia menyebut, ikan tersebut mempunyai daya toleransi tinggi terhadap perubahan lingkungan. ‘’Rasanya lebih enak dan lezat, serta tidak bau tanah karena tidak budidaya konvensional, melainkan enggunakan sistem modern bioflok. Harganya juga masih relatif terjangkau masyarakat,’’ paparnya.
Yang terpenting lagi, lanjut dia, nilai kandungan gizi pada ikan-ikan tersebut. Ikan nila, misalnya. Dari beberapa literatur yang didapat, dalam satu ekor ikan nila terkandung protein dan asam folat yang baik untuk tubuh. Selain itu, juga banyak mengandung vitamin B12, fosfor, selenium, dan kalium.
Dalam 100 gram ikan nila, terdapat sekitar 128 kalori, 0 gram karbohidrat, 26 gram protein, 3 gram lemak, serta sejumlah vitamin B3, B12, kalium, fosfor, serta selenium. Karena memiliki kandungan nutrisi yang banyak itu, mengonsumsi ikan nila bisa membantu menjaga kesehatan tubuh.
Beberapa manfaat mengonsumsi nila antara lain menjaga kolesterol, naik untuk pencernaan, tulang lebih sehat, mencegah penuaan dini hingga kesehatan otak terjaga. Nah, di sinilah salah satu niat pasutri milenial itu menekuni usaha budidaya ikan tersebut.
‘’Kami ikut berkolaborasi membantu pemerintah dalam meningkatkan gemar makan ikan. Harapannya, dengan gemar makan ikan, maka ke depan dapat membantu mengurangi stunting. Terutama di wilayah Bojonegoro,’’ kata Nia, panggilan akrab Yunia Rahmawati.
Tidak hanya sekadar untuk konsumsi langsung. Namun, ikan-ikan tersebut juga bisa menjadi peluang baru para pelaku UMKM. Misalnya, menjadikannya sebagai bahan olahan makanan ikan serti bakso ikan, abon ikan, sosis, serta olahan lainnya. ‘’Mohon doanya, semoga saja kami bisa istiqomah dan bersama-sama menjadikan masyarakat gemar ikan sehingga generasi mendatang semakin cerdas,’’ ungkapnya.
Data yang didapat Jawa Pos, pada 2022, Kabupaten Bojonegoro memiliki 139 Kelompok Pembudidaya Ikan. Tingkat produksi mencapai 4.017 ton. Sejauh ini, masih didominasi jenis ikan lele dengan produktifitas tertinggi, yaitu sebesar 2.927 ton.
Sementara itu, angka konsumsi ikan di Kabupaten Bojonegoro pada 2020 masih 30,46 kilogram (kg) per kapita per tahun. Angka tersebut masih di bawah rata-rata konsumsi ikan di Provinsi Jawa Timur yang mencapai 42,45 kg per kapita. Adapun target konsumsi ikan nasional adalah 54 kg per kapita per tahun.