JawaPos.com–Pemerintah Kabupaten Bogor putuskan tunda sejumlah program kegiatan yang didanai APBD. Itu dilakukan sebagai imbas dari defisit anggaran yang mencapai Rp 400 miliar.
”Sebetulnya bukan dibuang, tapi ditunda. Ketika nanti di anggaran perubahan dimungkinkan dana itu ada terutama dari pajak dan retribusi, tidak menutup kemungkinan (kegiatan yang ditunda) itu jadi prioritas utama,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Burhanudin seperti dilansir dari Antara di Cibinong, Bogor.
Dia memastikan, sejumlah pekerjaan yang ditunda bukan merupakan program yang langsung bersentuhan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2018-2023.
Burhan berharap, pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Bogor tahun ini melebihi target. Sehingga, dapat merealisasikan program-program yang terpaksa ditunda.
”Saya berharap target pajak dan retribusi masuk, kalau aman berarti semua (program) bisa dilaksanakan,” papar Burhan.
Setelah menentukan formula tersebut, dia memastikan, paket pekerjaan di Pemerintah Kabupaten Bogor mulai berjalan pekan depan, setelah terhenti karena mengalami defisit.
”Ini sedang dimonev dengan BPKAD dengan inspektorat dan Bappedalitbang. Minggu ini selesai, karena minggu depan itu harus sudah main semua, sehingga tidak ada keragu-raguan,” tutur Burhan.
Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Bupati Bogor Iwan Setiawan menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Bogor mengalami defisit Rp 400 miliar lantaran angka sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) 2022 tidak sesuai prediksi.
”Prediksi serapan anggaran (APBD 2022) semula 85 persen tetapi setelah diakumulasi serapan anggaran itu mencapai 90 persen dan Silpa yang diprediksi Rp700 miliar ternyata hanya Rp 250 miliar,” terang Iwan.
Saat APBD 2023 Kabupaten disahkan pada akhir November 2022, Silpa diprediksi sekitar Rp 700 miliar. Namun, pada akhir Desember 2022, penyerapan anggaran di Kabupaten Bogor cukup baik, sehingga menyisakan Silpa hanya Rp 250 miliar.