JawaPos.com- Sejumlah temuan muncul dalam tahapan pencocokan dan penelitian (coklit) pemilih Pemilu 2024 di Kota Surabaya. Sedikitnya Bawaslu sudah melayangkan 53 saran perbaikan. Bahkan, temuan terbaru adalah soal indikasi perjokian coklit oleh pantarlih.
Kondisi itu membawa dinamika tersendiri pada hubungan yang kurang harmonis antar penye-lenggara di lapangan. Khususnya panitia pemilihan kecamatan (PPK) dengan pengawas kecamatan (panwascam).
Nah, untuk men-cegah potensi konflik dan dis-harmonisasi antar penyelenggara, KPU dan Bawaslu menggelar rapat konsolidasi di Hotel Vasa kemarin (8/3). ’’Sesama penyelenggara pemilu harus saling sinergi,’’ kata Komisioner Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi KPU Surabaya Naafilah Astri Swarist.
Menurut Naafilah, koordinasi antar penyelenggara sangat penting. Dengan demikian, semua tahapan pemilu berjalan dengan lancar. Di sisi lain, hak konstitusi masyarakat sebagai calon pemilih juga bisa terakomodasi dengan baik. ’’Bagaimana agar hak pilih masyarakat semua terpenuhi. Maka, koordinasi dan konsolidasi ini sangat penting,’’ kata Naafilah.
Ketua Bawaslu Surabaya M. Agil Akbar mengingatkan pentingnya menyatukan pemahaman. Maka, koordinasi bersama sangat urgen bagi penyelenggaraan pemilu.
Dalam momen itu, Bawaslu juga mendorong KPU untuk lebih terbuka dengan penyusunan daftar pemilih. Dengan begitu, pengawasan menyangkut susunan daftar pemilih akan lebih maksimal. ”Output-nya dalam DPT (daftar pemilih tetap, Red) bisa lebih maksimal dan bisa dipertangg-ungjawabkan,” papar Agil.