JawaPos.com – Perubahan sosial dalam pola makan dan menyajikan makan penting untuk menghindari penyakit diabetes. Pasalnya, menurut Dosen dari Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) Ujang Sumarwan, masyarakat Indonesia sudah terbiasa mengkonsumsi gula, terigu, dan karbohidrat berlebih, sehingga menyebabkan penyakit diabetes.
Contoh kecil dari pola penyajian makanan yang mesti mulai diubah, kata Ujang adalah di dalam keluarga dan ruang lingkup kerja.
“Saya sudah bilang sama staff saya kalau ada rapat, konsumsinya jangan snack, buah buahan,” ujarnya dalam acara Ngobrol Kesehatan (Ngobras) dengan tema “Pencegahan Diabetes pada Anak dengan Pola Makan dan Gaya Hidup yang Tepat”, Rabu (8/3).
Hal-hal kecil seperti itu menurutnya dapat dilakukan dan diubah dalam banyak kegiatan, salah satunya pesta perayaan ulang tahun.
“Jadi mulai sekarang tolong kalau ulang tahun kan di kasih kue, itu kan gula. Nanti kalau ulang tahun potong pepaya, potong durian, lebih sehat itu,” urai Ujang disambut gelak tawa.
“Nanti kalau rapat instruksikan itu. Jadi perubahan perilaku di dalam menyajikan (makanan),” tegasnya.
Segala makanan yang mengandung gula dan lemak tinggi, kata Ujang, memang seringkali paling enak di lidah. Namun begitu, hal itu tetap tak boleh dibiasakan lantaran berefek buruk dalam jangka panjang.
“Seperti kata pepatah orang Korea, jangan memanjakan lidah dengan gula,” ucapnya.
Oleh karena itu, dari mulai lingkungan keluarga, ia meminta agar pola penyajian makanan untuk anggota keluarga mesti juga mulai diubah. Ia mengingatkan bahwa sarapan jangan selalu tiap hari yang mengandung karbohidrat.
“Tapi tadi mungkin buah-buahan, sehingga tadi kalau kita makan gula itu berasal dari gula yang buah-buahan,” tandasnya.