JawaPos.com – Rencana PSSI untuk membatasi pemain naturalisasi di Liga 1 dan Liga 2 musim depan menuai kritik. Khususnya dari para pemain naturalisasi yang berkarier di Indonesia. Beberapa di antaranya ikut angkat bicara soal rencana tersebut.

Salah satunya striker naturalisasi Madura United Beto Goncalves. Dia berharap wacana tersebut tidak jadi diterapkan. Menurut dia, peraturan tersebut sangat tidak tepat.

”Saya sudah tinggal di Indonesia selama 17 tahun. Saya memilih jauh dari keluarga di negara asal dan memilih Indonesia,” kata Beto melalui pesan suara yang dikirimkan ke Jawa Pos kemarin. ”Tapi, sekarang mereka menyebut kami sebagai pemain naturalisasi, bukan warga negara Indonesia (WNI),” ujar mantan penyerang Persipura Jayapura itu.

Beto menilai wacana pembatasan kuota pemain naturalisasi merupakan sikap tidak menghargai pesepak bola asing. Padahal, pesepak bola asing ini sudah memilih Indonesia sebagai status kewarganegaraan. Apalagi, Beto pernah memperkuat tim nasional Indonesia. Total sudah 14 gol yang disumbangkan Beto untuk skuad Merah Putih.

”Rasanya, apa yang sudah saya buat untuk timnas Indonesia, sepak bola Indonesia, dan beberapa kali menjadi top scorer seperti tidak dihargai. Pemain naturalisasi memilih tinggal di Indonesia. Punya istri dan anak Indonesia. Butuh kerja di Indonesia. Tapi, sekarang ada batasan,” keluhnya.

”Kami butuh dihargai saja. Jangan bedakan WNI dan naturalisasi. Saya pikir kita semua sama,” imbuh mantan penyerang Sriwijaya FC Palembang dan Persijap Jepara tersebut.

Beto menambahkan, sebaiknya PSSI fokus membenahi hal lain. Sebab, sepak bola Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan. ”Seharusnya PSSI fokus di peraturan pemain asing, pemain Asia, perbaikan kualitas wasit, format Liga 1, dan konsep Liga 2. Bukan fokus di naturalisasi. Sekarang kami sudah menjadi WNI,” ujar pemain yang kemarin mencetak gol ke gawang PSIS Semarang itu.

Victor Igbonefo, pemain Persib Bandung, juga angkat bicara mengenai pembatasan pemain naturalisasi. Tapi, dia mendukung jika kuota pemain asing ditambah. Menurut Igbonefo, peraturan itu sudah dipakai di negara-negara yang sepak bolanya lebih maju.

”Tapi, kalau pembatasan pemain naturalisasi, saya tidak setuju. Itu tidak bagus. Saya harap wacana itu tidak terjadi,” kata Igbonefo.

Sementara itu, anggota Exco PSSI Eko Setyawan menuturkan, pembatasan pemain naturalisasi sama sekali tidak melanggar hak asasi. Sebab, pembatasan tersebut dibuat hanya untuk aturan sebuah kompetisi. ”Ini juga sudah disetujui ketika sarasehan dengan klub Liga 1 dan Liga 2,” jelas Eko.

Hanya, pembatasan pemain naturalisasi itu masih sekadar rencana. Artinya, bisa saja nanti batal dipakai.

By admin