JawaPos.com–Dewan Pakar Yayasan Majelis Taklim Surabaya (Yamatas) menilai, pidato Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri tentang pentingnya manajemen keluarga sebagai sebuah hal yang mesti direspons positif. Megawati menyebutkan kaum ibu yang mengikuti pengajian juga harus proaktif dalam melakukan manajemen keluarga yang baik.
”Saya sudah lihat dengan penuh pidato Ibu Megawati. Saya kira itu bukan kritik kepada pengajian,” ujar Dewan Pakar Yayasan Majelis Taklim Surabaya (Yamatas) Teguh Rachmanto.
”Itu ajakan positif agar bagaimana aktivitas keagamaan bisa membawa orang untuk proaktif menebar kebaikan di keluarga dan masyarakat, untuk penanganan stunting dan sebagainya,” tambah Teguh.
Menurut dia, yang disampaikan Megawati tentang pengajian dengan arahan untuk menyusun manajemen keluarga adalah bagian dari siyasatud dunya. Yaitu, bagian dari politik untuk memperbaiki kehidupan masyarakat di dunia.
”Siyasatud dunya, tata kehidupan dunia, harus dijalankan dengan memastikan kemaslahatan dan mencegah keburukan, yuhaqqiqul maslahah wa yadroul mafsadah. Dalam hal ini, Bu Mega memastikan agar seluruh kekuatan kaum perempuan fokus pada perbaikan SDM, salah satunya soal stunting yang dimulai dari manajemen keluarga yang baik,” jelas Teguh.
Misalnya, lanjut Teguh, itu bisa dimulai dari pengajian yang dilengkapi untuk mencari solusi atas permasalahan konkret warga. Seperti stunting, pemberdayaan ekonomi, kekerasan dalam rumah tangga, pola pengasuhan anak dan sebagainya.
Teguh menilai, siyasatud dunya telah dilakukan di Surabaya. Ibu-ibu pengajian diarahkan untuk bergabung dalam wadah koperasi. ”Mereka diberi pelatihan menjahit seragam, jahit tas, kuliner, hingga sablon,” ujar Teguh Rachmanto.
Dia menyebutkan, para ibu nyai di Surabaya termasuk di dalam Yamatas yang juga dibina Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi selalu memotivasi jamaahnya untuk mandiri secara ekonomi. Tujuannya demi ketahanan keluarga dan membekali mereka tips-tips menciptakan keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
”Kalau ekonomi keluarga mandiri, asupan gizi ke anak semakin baik. Belum lagi Pemkot Surabaya juga membantu pemenuhan nutrisi anak. Tidak mengherankan bila prevalensi stunting di Surabaya berada pada titik terendah di Indonesia yakni 4,8 persen pada 2022,” ungkap Teguh Rachmanto.
Teguh menyatakan, pidato Megawati terkait pengajian yang diawali dengan ucapan beribu-ribu maaf adalah sebuah saran bahwa perempuan harus menjadi women of action yang terlibat dalam segala urusan demi kebaikan keluarga, bangsa, dan agamanya.
”Itu pesan yang ingin disampaikan Ibu Megawati,” ucap Teguh Rachmanto.
Dia menambahkan, ketika menyampaikan pidato tentang pengajian tersebut, Megawati dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP yang sedang memberi pengarahan dalam acara Pancasila dalam Tindakan.