JawaPos.com- Ensiklopedia kebudayaan Surabaya edisi kedua segera dirilis tahun ini. Sebab, masih ada aspek historis yang belum termuat pada edisi pertama. Proses pengumpulan data pun sedang dilakukan.
Berbagai kalangan terlibat dalam penyusunan ensiklopedia tersebut. Di antaranya, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair, komunitas penggiat sejarah, serta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Surabaya.
Fungsinya, lanjut dia, memberikan usulan dan arahan sesuai dengan bukti sejarah yang otentik. Tidak hanya berdasar cerita tutur. ’’Cerita banyak, tapi validitasnya dipertanyakan,’’ kata Kabid Pengelolaan, Perlindungan, dan Penyelamatan Kearsipan Dispusip Surabaya Anang Koerniawan kemarin (6/3).
Sementara itu, Kepala Dispusip Surabaya Mia Santi Dewi memaparkan, pihaknya mencetak sekitar 200 eksemplar edisi pertama ensiklopedia tersebut. Masyarakat dapat membacanya di perpustakaan. Tapi, belum dibagikan secara gratis karena anggaran untuk hal tersebut belum tersedia. ’’Masih kami pikirkan jika dibagikan formatnya seperti apa,’’ ungkap dia.
Dosen FIB Unair Kukuh Yudha Karnanta mengusulkan tema edisi kedua mengenai asal usul suatu kawasan. ’’Ini upaya untuk mengedukasi mereka dengan tema yang lebih relate,’’ ungkapnya.