JawaPos.com – Persebaran leptospirosis patut diwaspadai. Sebab, penyakit kencing tikus tersebut telah menyebar ke tujuh kabupaten/kota di Jawa Timur (Jatim). Potensi persebarannya masih cukup tinggi, terutama selama musim hujan.

Berdasar data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim, selama Januari–Maret 2023, tercatat ditemukan 249 kasus leptospirosis atau mencapai 40 persen jika dibandingkan dengan temuan selama 2022 sebanyak 606 kasus.

Paling banyak ditemukan di Pacitan sebanyak 204 kasus. Enam daerah lain yang telah ditemukan kasus penyakit kencing tikus adalah Kabupaten dan Kota Probolinggo, Gresik, Lumajang, Tulungagung, serta Sampang.

Sedikitnya 9 di antara 249 pasien yang terpapar meninggal dunia akibat leptospirosis. Sebagian pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit/fasilitas kesehatan lainnya.

Persebaran leptospirosis belum ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Meski demikian, Gubernur Khofifah Indar Parawansa telah menerbitkan surat edaran (SE) tentang kewaspadaan ke seluruh pemerintah kabupaten/kota.

”Jangan sampai kita abai atas problem kesehatan ini. Leptospirosis bisa ditemukan setiap waktu. Sebab, ada kemungkinan meningkat di masa musim hujan,” tutur Khofifah kemarin.

Sementara itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim juga sudah menginstruksikan 38 dinkes kabupaten/kota untuk memberlakukan sistem kewaspadaan dini penanganan leptospirosis. Selain itu, dinkes sudah menyiapkan ketersediaan rapid diagnostic test (RDT) alias perangkat tes cepat deteksi leptospirosis di setiap kabupaten/kota. ”Untuk mempermudah diagnosis dan menyosialisasikan tata laksana pengobatan leptospirosis,” jelas Kepala Dinkes Jatim Erwin Astha Triyono kemarin (6/3).

Selain itu, kata dokter Erwin, pihaknya meminta dinkes kabupaten/kota melakukan survei. Sebab, diketahui saat ini sekitar 90 persen gejala leptospirosis hampir sama dengan gejala flu yang lain. Sementara, sekitar 10 persennya bisa bergejala berat. ”Untuk yang ringan, penanganannya di level puskesmas. Yang berat di rumah sakit,” terangnya.

Dia menjelaskan, persebaran leptospirosis tidak hanya berkaitan dengan banjir. Tetapi juga terkait dengan air yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira seperti tikus, sapi, dan babi yang ada di sekitar lingkungan manusia.

PERSEBARAN LEPTOSPIROSIS DI JATIM

Wilayah yang Terdapat Kasus Leptospirosis

– Pacitan (204 kasus, 6 meninggal)

– Probolinggo (3 kasus, 2 meninggal)

– Gresik (3 kasus)

– Lumajang (8 kasus)

– Kota Probolinggo (5 kasus, 1 meninggal)

– Sampang (22 kasus)

– Tulungagung (4 kasus)

Sekilas tentang Leptospirosis

– Penyakit ini berasal dari bakteri leptospira dari dalam hewan, terutama tikus.

– Penyakit ini rawan menyebar di wilayah-wilayah yang terdapat genangan air. Seperti persawahan atau daerah yang terdampak banjir.

– Gejalanya adalah mata/tubuh menguning, gangguan kencing, gangguan napas, demam, nyeri kepala/otot, dan gejala lain.

By admin