JawaPos.com – Keinginan Joao Cancelo tak terwujud saat memutuskan bergabung dengan Bayern Muenchen. Full back asal Portugal itu justru mendapati dirinya dipenuhi rasa frustrasi.
Cancelo meninggalkan Manchester City di bursa transfer musim dingin 2023 untuk menjalani masa pinjaman di klub Bavaria. Bayern memiliki klausul membelinya secara permanen senilai 61 juta poundsterling (Rp 1,1 triliun).
Pemain berusia 28 tahun itu sejatinya memulai petualangan baru bersama FC Hollywood dengan penuh semangat. Dia bahkan membuat dampak instan melalui assist menakjubkan hanya dalam waktu 17 menit setelah debutnya.
Dia juga berkesempatan menambah kontribusinya bersama Bayern untuk laga-laga selanjutnya. Anggapan itu tak lepas dari performa impresif yang ditunjukkannya di Allianz Arena.
Sayang, anggapan itu seolah sirna karena Cancelo mendapati dirinya sama seperti saat masih berseragam Man City. Cancelo hanya bermain 12 menit dalam dua pertandingan terakhir Bayern. Dia juga tidak akan memulai pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions antara Bayern melawan Paris Saint-Germain di Allianz Arena, Rabu (8/3/2023).
Florian Plettenberg dari Sky Sport mengatakan, produk akademi Bayern berusia 22 tahun, Josip Stanisic, akan berada di starting XI saat menghadapi PSG nanti. Stanisic lebih diprioritaskan ketimbang Cancelo.
Prediksi itu lantaran gaya permainan di bawah Julian Nagelsmann berbeda dengan filosofi yang biasa dia terapkan saat dilatih Pep Guardiola. Selain itu, Bayern juga bermain dengan tiga bek, sedangkan Cancelo dipandang sebagai “bek kanan yang khas”.
Karena itu, Cancelo dikatakan sedih dan frustrasi. Ekspresi wajahnya dalam latihan tampaknya mendukung klaim itu.
Ditanya tentang kepergiannya beberapa bulan lalu, Guardiola mengatakan pada konferensi pers, “‘Musim depan saya tidak tahu apa yang terjadi.”
“Setelah Piala Dunia, kami membuat pramusim dan memutuskan untuk bermain dalam beberapa pola yang berbeda. Saya suka apa yang saya tonton. Saya juga memberikan lebih banyak waktu untuk pemain lain,” tutur Guardiola.
“Dalam beberapa tahun terakhir, dia adalah salah satu pemain dengan menit bermain lebih banyak. Dia harus bermain agar bahagia, jadi kami memutuskan untuk membiarkannya pergi ke Munich.”