JawaPos.com – Warga terdampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara yang tergabung dalam Forum Komunikasi Tanah Merah Bersatu (FKTMB), menyebut bahwa memang sudah seharusnya Depo Pertamina tersebut direlokasi. Hal itu sudah semestinya menjadi evaluasi setelah kejadian bencana yang menewaskan belasan orang dan puluhan orang luka-luka.
“Kami pikir ini sudah sesuai dengan standar international jika depo BBM berada di zona aman atau di pinggir laut,” ujar Ketua FKTMB Mohamad Huda kepada JawaPos.com, Selasa (7/3).
Ia juga menambahkan, pilihan untuk memindahkan Depo Pertamina Plumpang sudah menjadi opsi dari Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Dengan begitu, kata Huda, sudah selayaknya depo memang dipindahkan.
“Dan warga memang, Depo Plumpang sudah tidak layak berada di tengah kota atau di tengah pemukiman padat penduduk,” tegasnya.
Selain itu, Huda menegaskan bahwa bukan hanya warga Tanah Merah yang hidup di sekitaran Depo Pertamina Plumpang, tapi juga perumahan mewah Kelapa Gading, Jalan Tol, dan Mall Of Indonesia (MOI).
“Iya (kita dukung relokasi Depo Plumpang). Ini aspirasi dari warga dan para korban,” tandasnya.
Sebelumnya, Pemerintah memutuskan akan melakukan pemindahan Depo Pertamina Plumpang ke lahan milik PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo usai terjadinya kebakaran di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) milik PT Pertamina (Persero) tersebut.
Komisaris Pelindo Jodi Mahardi mengatakan lokasi yang bisa digunakan untuk lokasi baru Depo Plumpang, yakni lahan seluas 32 hektare dengan dua wilayah di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Bahkan kata dia, lahan tersebut sudah ditawarkan ke Pertamina oleh Pelindo sejak 2 tahun lalu.
“Lahannya di Kalibaru. Itu sebetulnya sudah ditawarkan oleh Pelindo sejak dua tahun lalu,” kata Jodi kepada awak media di Kemenko Marves, Senin (6/3).