PANDEMI Covid-19 membuat Dwi Lestari Pramesti Ariotedjo sadar bahwa tugas dokter tidak hanya bertemu dan mengobati pasien. Yang tak kalah penting adalah peran untuk mengedukasi masyarakat. Informasi yang tidak tepat tentang pengasuhan dan kesehatan anak berpotensi besar menyesatkan para orang tua (ortu).
”Saat itu aku lagi cuti. Hamil besar, delapan bulan. Lumayan luang di rumah, jadi bisa scrolling media sosial. Dari situ aku bisa lihat kenyataan di masyarakat bahwa persoalan parenting dari sisi kesehatan banyak dari sumber ’katanya’, bukan berbasis ilmiah,” paparnya saat dihubungi Jawa Pos pada Jumat (3/3).
Fenomena itu membuat Mesty terpanggil. Dia merasa perlu membantu para ortu mendapatkan informasi yang tepat. ”Dokter anak di Indonesia itu cuma sekitar 4 ribu, jumlah anak di Indonesia ada 80 juta. Jadi, dokter itu seharian praktik ketemu pasien, sudah. Terus siapa yang bertugas mengedukasi ortu?” tutur peraih 30 under 30 Forbes Asia 2016 tersebut.
Karena itulah, Mesty merintis platform digital kesehatan Tentang Anak. Mulanya, dia hanya rutin membuka sesi live Instagram di akun pribadinya. Tak jarang dia menggandeng guru-gurunya dari kalangan profesor dan pakar anak untuk berbagi ilmu. Karena selalu mendapatkan respons positif, dia pun kemudian membuat akun khusus.
”Aku pikir semua ortu di Indonesia harus bisa mengakses pengetahuan yang terbaik. Tidak hanya yang punya privilese atau yang ada di kota-kota besar,” kata dia.
Memanfaatkan kemudahan teknologi, Mesty pun mengembangkan Tentang Anak. Tiga tahun berjalan, kini Tentang Anak tidak hanya eksis di Instagram. Ada website khusus serta aplikasi Tentang Anak dan belakangan juga dilengkapi dengan akun TikTok.
Lewat peran edukasi itu, Mesty menemukan passion-nya. Sebelum memantapkan diri menjadi dokter anak, sosok 33 tahun itu pernah dikenal sebagai artis cilik, IT programmer, model, filantropis, dan pemain harpa. Kini, dengan tegas dia bisa mengatakan bahwa perempuan bisa menjadi apa pun yang diimpikan.
”Aku melihat banyak perempuan yang passionate dengan kariernya. Ada wanita karier yang tetap memprioritaskan keluarganya, ada yang sepenuhnya mengurus keluarga. Semua sah-sah saja asal dijalani dengan hati yang nyaman,” ucap ibu dua anak itu. (lai/c19/hep)