JawaPos.com– Banjir bandang dan longsor yang melanda Pulau Bawean, Gresik, mengakibatkan kerusakan pada permukiman hingga fasilitas umum. Salah satunya SDN 357 Gresik di Desa Sungairujing, Sangkapura, yang kondisinya cukup parah. Untuk sementara, aktivitas pembelajaran di SD tersebut dialihkan menjadi daring. Tidak ada aktivitas pembelajaran di sekolah.
Kepala SDN 357 Gresik Muhajir menjelaskan, saat kejadian, kebetulan para siswa dan guru belum masuk kelas. Saat itu, Kamis (2/3) sekitar pukul 04.00 WIB, ada empat ruang kelas yang ambruk dan rusak berat akibat tanah longsor. Saat ini hanya tersisa satu ruang kelas VI, ruang guru, dan ruang tata usaha (TU).
’’Meja, kursi, komputer semuanya rusak. Kita alihkan untuk samentara pembelajaran anak-anak dengan daring,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani langsung meninjau sejumlah titik banjir dan longsor di pulau berjarak 80 ml dari Pelabuhan Gresik itu. Dari hasil peninjauan sementara, ada beberapa hal prioritas untuk penanganan banjir dan longsor di Pulau Putri, sebutan lain Pulau Bawean.
Seperti empat ruang kelas di SDN 357 Gresik, Desa Sungairujing, Kecamatan Sangkapura, yang sudah hancur total tidak bisa ditempati. Bahkan, area jalan lingkar Bawean (JLB) di sekolah tersebut tertutup material tanah sekitar 2 meter. Tanah bergeser menutup sebagian jalan. Para pengendara sepeda motor maupun mobil tetap berhati-hati saat melintas di area sekolah.
’’Kondisi longsor di area sekolah yang berdampak ke lingkungan sekolah dan JLB sangat memprihatinkan. Peninjauan ini, kami bersama Ketua DPRD Gresik Much. Abdul serta rombongan organisasi perangkat daerah (OPD) dinas terkait, DPUTR, BPBD, DCKPKP, DLH, dan dinas pendidikan akan segera evakuasi material yang tertimbun di lokasi,” ucapnya.
Untuk sekolah yang terkena longsor itu, Yani, sapaan bupati, segera melakukan perbaikan. Namun, apakah pembangunan itu tetap di lokasi sekolah lama atau direlokasi, akan dilakukan kajian terlebih dahulu.