JawaPos.com – Cuaca ekstrem tak hanya menimbulkan bencana di berbagai daerah di Jawa Timur (Jatim). Tapi juga membuat harga cabai, terutama jenis rawit, kembali melambung tinggi. Melebihi harga acuan yang ditetapkan Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Saat ini harga cabai rawit di tingkat petani sudah mencapai Rp 60 ribu per kilogram. Jauh di atas harga acuan yang berkisar Rp 25.000 hingga Rp 31.500 per kilogram.
Sementara itu, berdasar data sistem informasi bahan pokok penting (sisbapokting) Jatim, harga cabai rawit di tingkat konsumen rata-rata mencapai Rp 69.774 per kg. Harga tertinggi ada di Sumenep, sudah tembus Rp 82.500 per kg. Harga tersebut jauh di atas harga acuan sebesar Rp 40.000 hingga Rp 57.000 per kg.
Wakil Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) wilayah Jawa Timur Nanang Triatmoko mengatakan, melambungnya harga cabai rawit disebabkan cuaca ekstrem yang terjadi selama sebulan ini. ”Produksi cabai petani turun drastis. Biasanya dalam satu hektare bisa menghasilkan hingga 10 ton, kini tinggal 5 ton saja,” terangnya.
Anomali cuaca membuat cabai yang siap panen busuk di pohon. Kondisi itulah yang membuat petani akhirnya menaikkan harga. Efeknya, harga di semua rantai pasok hingga ke konsumen pun ikut terkerek.
Kabid Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Jatim Irita Rahayu optimistis harga cabai segera turun. Terutama setelah panen raya di dataran tinggi. ”Seperti Kediri dan Blitar. Akan mencukupi kebutuhan pasar,” ucapnya.
LIMA DAERAH DENGAN HARGA CABAI RAWIT TERTINGGI
Sumenep : Rp 82.500 per kilogram
Ngawi : Rp 80.000 per kilogram
Magetan : Rp 78.600 per kilogram
Kota Kediri : Rp 78.000 per kilogram
Pasuruan : Rp 77.166 per kilogram