JawaPos.com – Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun menanggapi keluhan 17 turis asing yang menyampaikan protes soal suara kokok ayam pada pagi hari.
Tjok Bagus mengatakan bahwa Dispar Bali telah mempertemukan pemilik ayam dan pemilik penginapan Anumaya Bay View Jimbaran di Badung, tempat para turis itu tinggal. Hal itu untuk berdiskusi dan menyampaikan hasilnya ke para wisatawan terkait.
“Wisatawan itu kalau memang dia mau tinggal di tempat kawasan permukiman, dia harus mengikuti apa yang menjadi kearifan lokal. Kalau memang warga di sana memelihara ayam itu biasa, ‘kan bukan sebagai peternak yang besar-besaran,” kata Tjok Bagus di Karangasem, Senin (6/3).
Menurutnya, suara kokok ayam merupakan hal yang biasa terdengar di permukiman warga di Pulau Dewata, dan protes para turis asing sejak pekan lalu itu menjadi fenomena baru bagi dunia pariwisata Bali.
Padahal, kata dia, para turis asing yang menginap di dekat Gedung Fakultas Pertanian Universitas Udayana itu telah menempati penginapan tersebut sejak sebelum pandemi untuk tinggal lama (longstay).
“Sudah disampaikan ke wisatawannya bahwa kalau di Bali, masyarakat pada umumnya memelihara ayam aduan, anjing, burung, dan kucing. Kalau Anda mau tinggal di tempat lain, silakan di hotel, sudah ditawarkan,” ujar Tjok Bagus.
Kepada media, Tjok Bagus menjelaskan bahwa suara ayam berkokok tersebut berasal dari seberang tempat menginap para turis asing. Pemilik tujuh ekor ayam di tempat itu adalah kerabat pemilik penginapan.
“Yang protes, satu orang wisman Amerika, (para wisman) yang (dari) Rusia ikut, jadi totalnya 17 WNA yang komplain. Jadi, yang punya akomodasi dan yang punya ayam itu bersaudara. Dia (WNA) bilang kalau menginap di hotel mahal, sementara itu kos-kosan, ada sembilan kamar dan diisi WNA tersebut,” jelas Tjok Bagus.
Atas kejadian tersebut, kata dia, pemerintah provinsi akan menata kembali agar pariwisata lebih tertib, termasuk bagi wisatawan untuk memahami kearifan lokal yang ada di Bali.