JawaPos.com–Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Rini Indriyani menjenguk dua orang petugas Satpol PP yang menjadi korban tabrakan di RSUD Mohamad Soewandhie, Senin (6/3).
Kondisi mereka saat ini, dua dari tiga orang korban masih dirawat intensif pasca ditabrak pengendara motor yang diduga mabuk pada Sabtu (4/3) dini hari. Didampingi sejumlah pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dan Direktur RSUD Soewandhie, Eri melihat langsung kondisi kedua petugas tersebut.
”Ada tiga korban anggota Satpol PP. Yang pertama sudah bisa pulang tidak ada masalah. Yang kedua ada luka di kepala. Terus satunya patah kaki terbuka di sebelah kanan, ini juga dua kaki yang patah,” kata Eri di RS Soewandhie.
Peristiwa itu terjadi saat kedua petugas Satpol PP tengah menjalankan tugas untuk mengamankan Surabaya. Sehingga, lanjut Eri, Pemkot Surabaya memberikan support kepada anggota Satpol PP dan mengucapkan terima kasih.
”Karena beliau-beliau itu bertugas menjalankan tugas negara mengamankan kota ini sampai mengalami musibah seperti ini,” ujar Eri.
Sedangkan terkait dengan persoalan hukumnya, Eri menegaskan, permasalahan ini tidak boleh berhenti. Karena itu, dia meminta Kepala Satpol PP Surabaya Eddy Christijanto mengawal terus kasus tersebut dan berkoordinasi dengan Polrestabes Surabaya.
”Kasus ini tidak boleh berhenti. Karena ini petugas yang menjalankan tugasnya untuk negara tiba-tiba ada (pemotor) yang mabuk sampai menabrak petugas kami. Sehingga saya minta dikawal terus prosesnya,” jelas Eri.
Eri menegaskan, dalam aturan Undang-undang (UU) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, setiap pengendara dilarang dalam kondisi mabuk. Sebab, mengendara dalam kondisi mabuk membahayakan nyawa diri sendiri dan orang lain.
”Sehingga saya minta posisinya (proses hukum) terus berjalan, jangan pernah berhenti. Karena ini adalah marwah negara, bagaimana kami menjaga kota ini, menjaga negara ini,” ucap Eri.