JawaPos.com= Bertambahnya pilihan moda transportasi umum membuat persaingan mencari penumpang di Kota Surabaya semakin ketat. Terutama bagi angkutan kota (angkot). Sejak pandemi hingga kemarin (5/3), grafik penumpang lin terus menurun.
Termasuk jumlah penumpang lin R2 trayek Jembatan Merah Plaza (JMP)–Suramadu–Kenjeran. Abdul Huafi, salah seorang sopir angkot, mengaku sudah sejak pukul 05.30 menyusuri rute R2 yang tiap hari dilewati. ’’Narik (mengemudikan angkot, Red) sampai pukul 17.00,’’ ujarnya.
Huafi menyatakan, jumlah penumpang saat ini tidak seperti dulu. Setiap hari penurunan terus terjadi.
Bukan hanya problem penurunan penumpang, pria 45 tahun itu menyatakan bahwa banyak sopir angkot yang juga sulit mengurus surat-menyurat. Sebagaimana perpanjangan trayek. Harapannya, ada kemudahan dalam mengurus dokumen tersebut dari dishub.
Subkoor Angkutan Jalan dan Terminal Dinas Perhubungan Surabaya Ali Mustafa menyatakan, saat ini dishub telah mengupayakan memberikan lapangan pekerjaan bagi sopir angkot. Tujuannya, mereka memperoleh penghasilan yang layak. Melalui program feeder, pihaknya sudah menawarkan kepada sopir angkot R1 dan R2. ’’Tetapi, hanya 16 sopir dan kernet yang bergabung ke feeder dari rute tersebut,’’ papar Ali.
Dia menegaskan telah berkoordinasi dengan Satlantas Polrestabes Surabaya untuk memberi kemudahan para sopir mengajukan perpanjangan SIM atau mengurus SIM baru. Ketika perpanjangan trayek, dishub berupaya memberi kemudahan dalam mengurus surat.
—
KONDISI LIN TRAYEK R2
- Semenjak harga BBM naik, tarif menjadi Rp 7 ribu jarak jauh dan Rp 5 ribu jarak dekat.
- Rata-rata setiap hari sopir dapat membawa pulang uang Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu.
- Sebagian besar beroperasi sejak pagi hingga pukul 17.00.
- Jumlah penumpang terus menurun.
- Saat sepi, terkadang sopir harus ngetem lama untuk mendapatkan penumpang.
Diolah dari berbagai sumber