JawaPos.com–Ahli kesehatan gigi yang juga Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat, dan Kerja Sama, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM) drg Trianna Wahyu Utami menyebut, gigi berlubang atau karies masih menempati posisi teratas kasus yang membuat masyarakat kesakitan.
”Dari data hasil riset kesehatan dasar oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa gigi berlubang masih menempati posisi teratas kasus yang membuat masyarakat kita itu menderita kesakitan,” kata Trianna seperti dilansir dari Antara di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Jogjakarta.
Oleh karena itu, kata dia, dari sudut kedokteran gigi, FKG UGM juga bertanggung jawab membantu pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya kesehatan gigi. Apalagi, wilayah DIJ berada di urutan lumayan atas terkait masalah kesehatan gigi.
Padahal menurut dia, DIJ dikenal dengan dokter gigi yang sudah hampir ideal jumlahnya. Selain itu, banyak tenaga kesehatan dari berbagai fakultas kedokteran gigi.
”Tapi kenapa DIJ masih menduduki lumayan atas di Indonesia, ini menjadi concern kami dan terutama pada anak, karena anak ini adalah masa depan bangsa Indonesia,” tutur Trianna Wahyu Utami.
Menurut dia, kalau anak sejak dini tidak mengenal perawatan gigi yang baik, tidak memelihara kesehatan gigi, tidak bisa mendukung program pemerintah untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
”Sehingga ini menjadi salah satu concern kami dalam menyambut alumni pulang ke fakultas dalam rangka ulang tahun kami, kemudian berpartisipasi atau memberikan suatu kegiatan yang dampaknya mudah-mudahan betul-betul bisa dirasakan oleh semuanya,” papar Triana.
Pada Pengabdian Masyarakat FKG UGM yang mencakup penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut. Selain itu pemberian topikal aplikasi fluor (TAF) pada 1.200 siswa sekolah dasar di Bantul.
”Ini diadakan dalam rangka Lustrum ke-15 dan Dies Natalis FKG UGM ke-75,” ujar Trianna Wahyu Utami.
”Kami mendukung program pemerintah dan dinas kesehatan, kaitan peningkatan kesehatan gigi masyarakat. Kami juga melakukan kewajiban profesi dengan menggandeng PDGI Yogyakarta dan Bantul, serta tidak lupa kami menyasar pada target yang memang rentan yaitu anak-anak,” tambah dia.
Mengutip data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes 2018 yang diperoleh dari FKG UGM, prevalensi karies di Indonesia adalah sebesar 88,8 persen dengan prevalensi karies akar sebesar 56,6 persen. Disimpulkan prevalensi karies cenderung tinggi di atas 70 persen pada semua kelompok umur.
Prevalensi karies tertinggi terdapat pada kelompok umur antara 55-64 tahun atau 96,8 persen. Sedangkan prevalensi karies akar cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya kelompok umur.
Prevalensi karies akar tertinggi adalah pada kelompok umur 35-44 tahun, kemudian kembali menurun pada kelompok umur setelahnya.