JawaPos.com–Janeta, warga Surabaya, menunggu Suroboyo Bus (SB) lebih kurang 38 menit di Tanjung Sari, Sukomanunggal, Minggu (5/3) siang. Kondisi cuaca Surabaya yang terik membuat keringat bermunculan di kening dan lehernya.
Janeta diturunkan sopir dan helper feeder Surabaya di Tanjung Sari. Tujuannya ke arah Pakuwon Trade Center (PTC), Lontar.
”Saya dari Jalan Tunjungan tadi naik feeder. Mau ke PTC, kata sopir feeder suruh berhenti di sini saja,” kata Janeta.
Awalnya, sopir feeder menyampaikan informasi jika transportasi publik yang melintas di Jalan Tanjung Sari dan mengarah ke PTC adalah Trans Semanggi Surabaya (TSS).
”Ternyata bukan TSS tapi SB. Jadi, saya nggak bisa ngecek posisi bus dari awal. Saya pikir kalau TSS kan tidak tahu bagaimana mengecek posisi bus, belum lagi ini di pemberhentian feeder nggak ada halte atau tempat neduh atau duduk,” ucap Janeta.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Surabaya Tundjung Iswandaru memohon maaf jika ada yang kurang dalam pelayanan feeder. Dia berjanji, ke depan, bakal mengeskalasi pelayanan.
Tidak terkecuali kondisi halte atau bus stop. Tundjung mengungkapkan, pihaknya terus menampung aspirasi atau masukan dari masyarakat terkait feeder hingga SB atau TSS.
”Kami berusaha melakukan pelayanan yang terbaik. Kami akan evaluasi terus selama seminggu ini,” papar Tundjung.
Sementara itu, kondisi feeder terasa nyaman. Ruang di dalam feeder dingin. Pembayaran pun dilakukan dengan cepat menggunakan uang elektronik.
Sebelumnya, Pemkot Surabaya meresmikan 52 unit feeder. Yang terbagi menjadi lima koridor. Salah satunya Tunjungan.