JawaPos.com – Depo Plumpang Pertamina yang menjadi titik kebakaran hebat Jumat (3/3) lalu benar-benar mepet dengan permukiman padat penduduk.
Hanya dipisahkan Jalan Tanah Merah Bawah yang memiliki lebar sekitar 4 meter.
Pantauan Jawa Pos, dahsyatnya ledakan terlihat dari efek yang ditimbulkan. Saat menyusuri Jalan Tanah Merah Bawah, sekitar 200 meter dari titik ledakan sudah terlihat dampaknya. Sejumlah rumah warga gosong seperti habis terbakar. Semakin mendekati titik ledakan, kerusakan rumah warga dan bangunan lain seperti musala semakin hebat.
Tampak juga tiga mobil yang hangus terbakar. Satu mobil terbakar di tengah jalan. Dua lainnya berada di dalam garasi. Kemarin (4/3) siang, masih ada dua mobil pemadam kebakaran yang membasahi area terdampak ledakan.
Dari Jalan Tanah Merah Bawah, pusat kebakaran tidak bisa dilihat langsung. Sebab, ada tembok pembatas setinggi 6 meter. “Titik ledakannya sekitar 3 meter di balik tembok ini,” kata Muhammad Ridho, anggota Kelompok Sadar (Kopdar) Kamtibmas Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja.
Menurut Ridho, api dengan cepat melumat apa pun yang berada di dekat titik ledakan. “Seperti digulung ombak. Tapi, ini api,” paparnya. Sebagian warga yang berhasil diselamatkan langsung dibawa ke Koramil Koja yang berjarak 600 meter dari pusat ledakan. Ridho pun bersyukur karena keluarganya berhasil diselamatkan tanpa mengalami luka bakar.
Menurut Ridho, yang membuat efek luar biasa parah adalah ledakannya. Sepengetahuannya, efek ledakan besar karena yang terbakar adalah pipa Pertamax. Sebagaimana diketahui, bensin mudah tersulut api karena juga menghasilkan gas. Jika yang terbakar adalah minyak biasa, kebakarannya hanya bersifat lokal. Tidak sampai menyulut area yang begitu luas.
Suasana saat kebakaran juga disampaikan Andy lewat posting-an di akun Facebook-nya. Dia menceritakan, saat terjadi kebakaran, dia lari bersama istri dan anaknya sampai ke kawasan Kelapa Gading. Tak sempat membawa surat-surat dan motor. Akhirnya dia dan keluarga mengungsi ke kantornya di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.
Korban yang terdampak dan rumahnya habis terbakar mengungsi di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Rasela, Kelurahan Rawa Badak Selatan. Jaraknya sekitar 1,5 km dari pusat ledakan.
Wapres Ma’ruf Amin sempat meninjau dan berinteraksi dengan warga yang jadi korban kebakaran. “Sabar ya, ini semua musibah. Semoga ini tidak terlalu lama,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Ma’ruf menyerahkan 200 paket bantuan dari Baznas. Ada juga bantuan logistik dan layanan kesehatan senilai Rp 1 miliar dari Pertamina Peduli. Di lokasi penampungan itu, ada 648 pengungsi. Total rumah yang rusak mencapai 150 unit. Data terbaru, ada 18 korban meninggal.
Sementara itu, Dirut RS Pusat Pertamina (RSPP) Theryoto menyatakan, hingga kemarin RSPP menangani 26 pasien korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang. Perinciannya, 23 pasien dewasa dan 3 pasien anak. Dari 26 korban itu, ada satu korban dewasa meninggal. ’’(Almarhum) mengalami luka bakar yang luas, mendekati 100 persen, tidak dapat tertolong,” jelasnya kemarin sore.
Dengan demikian, hingga kemarin ada 25 korban yang dirawat di RSPP. Yakni, 22 pasien dewasa dan 3 pasien anak. Dari puluhan korban itu, mayoritas mengalami luka bakar yang sangat parah. “Korban mengalami luka bakar 70–95 persen,” imbuh Theryoto.