JawaPos.com- Kali ini, giliran Bengawan Solo berstatus siaga merah. Dalam beberapa hari, tinggi muka air (TMA) mengalami peningkatan. Kemarin (4/3), sejumlah jalan lingkungan desa di wilayah Gresik sudah mulai terdampak. Di antaranya, Desa Dukunanyar, Desa Tiremenggal, dan Desa Jrebeng, Kecamatan Dukun.
Dari laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik, salah satu lokasi yang mengalami peningkatan TMA adalah Pintu Air Karanggeneng dengan status siaga merah. Adapun pantauan di Bendung Gerak Sembayat (BGS), TMA Bengawan Solo berada pada status siaga kuning.
’’Diharapkan kepada warga di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo mewaspadai kondisi ini,’’ kata Darmawan, kepala BPBD Gresik.
Sementara itu, update penanganan pascabencana banjir dan tanah longsor di Bawean, kemarin rombongan tim Pemkab Gresik sudah tiba di wilayah kepulauan tersebut. Begitu sampai, tim langsung melakukan monitoring, survei serta pendataan dampak bencana banjir dan tanah longsor yang menerjang pada Kamis-Jumat.
Menurut Darmawan, tim juga melakukan identifikasi langkah mitigasi bencana serta pendataan kebutuhan pascabencana. Selain itu, tim BPBD Gresik bersama Forkopimcam Sangkapura, Pemerintah Desa se-Sangkapura dan masyarakat sekitar melakukan kerja bakti pembersihan material longsor di Desa Sungairujing.
‘’Pada kesempatan itu pula, tim BPBD bersama Forkopimcam Sangkapura juga meninjau fasilitas umum yang mengalami kerusakan di beberapa desa,’’ ungkapnya.
Di antaranya di Desa Sungairujing, Desa Gunungteguh, Desa Sawahmulya, dan Desa Daun. Sejumlah fasum terdampak banjir dan longsor adalah SDN 357 Gresik. Setidaknya, empat ruang kelas dan satu kamar mandi yang rusak. Lalu, jembatan rusak ada di Desa Sawahmunlya dan jembatan putus di Desa Gunungteguh.
’’Peninjauan ini diperlukan untuk identifikasi kebutuhan pada penanganan pascbencana, yang bertujuan untuk memulihkan sarana dan prasarana yang rusak,’’ paparnya.
Darmawan menambahkan, tim BPBD juga memantau titik longsor di Gunung Malokok, Desa Gunungteguh. Rencananya, rombongan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani hari ini juga akan melihat langsung kondisi beberapa desa di Pulau Putri—sebutan Bawean—pascabencana banjir dan tanah longsor.
Pada 2023 ini saja, setidaknya sudah tiga kali banjir bandang menerjang Bawean, salah satu wilayah destinasi wisata Jawa Timur. Namun, banjir yang terjadi pada awal bulan ini, terbilang paling parah. Banyak rumah warga dan infrastruktur terdampak. Beberapa di antaranya sampai ambruk.
Selama ini, potensi bencana banjir yang sudah bertahun-tahun selalu menghantui warga Gresik bersumber dari Kali Lamong untuk wilayah Gresik selatan, Bengawan Solo untuk wilayah utara, dan pecahan aliran Kali Brantas untuk wilayah Driyorejo dan sekitarnya. Pekan lalu, amuk banjir Kali Lamong juga telah mengepung banyak desa.