JawaPos.com–Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengajak pemerintah kabupaten/kota dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mewaspadai tekanan inflasi jelang Ramadan dan Hari Suci Nyepi.
”Beberapa risiko yang perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan kenaikan inflasi antara lain kenaikan permintaan bahan makanan dan makanan jadi menjelang Ramadan dan Hari Nyepi,” kata Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali Trisno Nugroho seperti dilansir dari Antara di Denpasar.
Selain itu, kenaikan harga BBM non-subsidi (Pertamax, Pertamax Plus) per 1 Maret berpotensi menyebabkan dampak langsung dan lanjutan terhadap inflasi. Selain itu, curah hujan yang masih tinggi dapat menyebabkan penurunan produksi hortikultura.
”Sebaliknya, peningkatan pasokan beras oleh Bulog dan mulainya musim panen padi pada Maret diprakirakan menurunkan tekanan kenaikan harga beras,” ujar Trisno Nugroho.
Berdasar rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, inflasi gabungan dua kota di Provinsi Bali (Denpasar dan Singaraja) pada Februari sebesar 0,07 persen (mtm), menurun dibandingkan bulan sebelumnya (0,66 persen mtm) dan lebih rendah dari inflasi Nasional (0,16 persen, mtm).
Penurunan inflasi Februari tidak terlepas dari pengaruh positif respons kebijakan moneter Bank Indonesia. Serta sinergi pengendalian inflasi melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID).
Namun demikian, lanjut dia, inflasi secara tahunan masih cukup tinggi sebesar 6,35 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya 5,81 persen (yoy) akibat pengaruh base effect periode yang sama tahun sebelumnya.
Trisno menambahkan, berdasar komoditasnya, terjadinya inflasi pada Februari disebabkan kenaikan harga pada komoditas beras, bahan bakar rumah tangga (gas LPG), bawang merah, dan cabai merah.
”Kenaikan harga beras karena terbatasnya pasokan gabah dan belum masuknya masa panen padi, sedangkan kenaikan harga gas LPG disebabkan pembatasan pembelian gas LPG 3 kg dan penyesuaian Harga Eceran Tertinggi (HET),” terang Trisno Nugroho.
Adapun kenaikan harga bawang merah dan cabai merah akibat penurunan produksi seiring dengan tingginya curah hujan pada Februari. ”TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali agar terus aktif melakukan pengendalian inflasi melalui kerangka 4K,” terang Trisno Nugroho.
Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain melalui kegiatan operasi pasar untuk komoditas pangan strategis, peningkatan kerja sama antara Bulog dan Perumda, serta pemberian subsidi ongkos angkut untuk menekan kenaikan harga komoditas pangan.
Selain itu, kata Trisno, TPID juga mendorong peningkatan kualitas data komoditas yang keluar masuk Bali, peningkatan kerja sama antar daerah (KAD) dalam Provinsi Bali dan dengan wilayah di luar Provinsi Bali.
”Kemudian peningkatan komunikasi kepada masyarakat melalui berbagai media mengenai perkembangan harga dan ketersediaan pasokan pangan di Bali,” papar Trisno Nugroho.