JawaPos.com- Banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah desa Kepulauan Bawean, mesti menuntut Pemkab Gresik bergerak cepat. Jumat (3/3) malam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memberangkatkan tim teknis dan membawa bantuan sembako untuk warga.
‘’Tim berangkat Jumat malam sekitar pukul 21.00 WIB dengan menggunakan KM Gili Iyang,’’ kata Kepala BPBD Gresik Darmawan.
Bantuan yang dibawa, lanjut dia, terdiri atas logistik dan barang-barang untuk penanganan darurat bangunan yang rusak karena bencana banjir dan longsor beberapa hari lalu. Direncanakan, tim teknis kedua akan berangkat menuju Bawean pada Minggu (5/3).
’’Keberangkatan tim kedua untuk mendukung tim Pertama dalan penanganan darurat bencana,’’ ujar mantan sekretaris DPRD Gresik itu.
Sebelumnya, banjir bandang dan longsor yang menerjang desa-desa di dua kecamatan, Bawean, Gresik, pada Kamis-Jumat (2-3 Maret) kali ini benar-benar berdampak serius. Banyak rumah, fasilitas umum seperti sekolah, dan jembatan terputus. Warga pun gotong royong mandiri.
“Kami gotong-royong sendiri, dibantu Pemdes memberikan konsumsi nasi kepada warga,” ungkap Saufam Mujib, salah seorang warga Dusun Daun Timur, Desa Daun, Kecamatan Sangkapura, kepada awak media melalui sambungan telepon, Jumat (3/3).
Di Daun Timur, ada tujuh rumah yang rusak. Tiga rumah di antaranya roboh. Demikian juga di Desa Balik Terus. Pemdes bersama Forkopimcam Sangkapura juga melakukan gotong-royong.
Menurut Kepala Desa Balik Terus Abdul Aziz, di desanya ada sekitar 50 rumah terdampak longsor di satu dusun. Yakni, Dusun Songai Teros Deje. “Dua rumah rata dengan tanah akibat longsor. Sudah tidak bisa ditempati lagi dan penghuninya trauma karena dekat sekali dengan area bukit yang longsor,” ujarnya.
Dari dua runah itu, satu keluarga kurang mampu. Mereka dievakuasi ke rumah kerabatnya. Aziz mengatakan, pihaknya akan membangunkan rumah melalui program bedah rumah bagi warga yang terdampak sangat parah. “Dari sekian bencana di sini, anggaran desa tidak mencukupi tanpa bantuan dari Pemda Gresik,” tuturnya.
Saat ini, bantuan sementara yang diharapkan warga adalah sembako. Selain itu, pembangunan infrastruktur. Sebab, beberapa fasilitas jalan dan jembatan rusak. “Ada tiga jembatan yang putus, dan akses jalan poros desa putus total di Dusun Manggureben. Mobil saya juga tidak bisa keluar desa,” jelasnya.
Di tempat lain, Kades Gunungteguh Haris menyebut, di desanya ada 27 rumah yang diterjang longsor. Warga setempat juga melakukan gotong royong di beberapa rumah dan jalan yang terdampak. ’’Semua rumah yang terdampak longsor tidak roboh, rata-rata rusak sebagian saja. Beberapa perabot rumah ada yang hilang dan rusak imbas banjir dan longsor,’’ paparnya.