JawaPos.com – Sebelas hari setelah menjadi korban penganiayaan berat hingga masuk ICU, kondisi Cristalino David Ozora semakin membaik. Namun, pemuda 17 tahun yang menjadi korban kekerasan oleh Mario Dandy Satrio, putra pegawai pajak Rafael Alun Trisambodo, itu masih menjalani perawatan intensif. Keluarga mengupayakan berbagai cara agar David –sapaan Cristalino David Ozora– bisa segera pulih.
Theodora Hapsari, perwakilan keluarga David, menjelaskan, hingga kemarin (3/3) kondisi David sudah lebih baik daripada sebelumnya. “Sudah melewati masa kritis,” ujar Theodora kepada Jawa Pos kemarin. David menjalani perawatan di RS Mayapada Jakarta.
Pihak keluarga terus memberikan stimulus-stimulus kepada David agar bisa merespons sekitar. Stimulus itu, antara lain, dengan fisioterapi, diajak bicara, hingga memperdengarkan musik kesukaannya. Salah satunya, lagu band metal Bongabonga. Keluarga juga memutar doa hizib autad untuk David.
“Termasuk diputarkan lagu 10 04 84 yang dinyanyikan Gus Yaqut (Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Red) juga. Sering dibisiki ayahnya juga, seperti diajak ngobrol atau diajak cerita begitu,” kata Hapsari. Lagu 10 04 84 tersebut ciptaan Iwan Fals.
Selain itu, dari kabar terbaru yang diterima keluarga dari dokter yang merawat David, sudah ada perkembangan bagus. Di antaranya, mata David sudah terbuka sehingga tidak perlu diberi lagi obat pembuka mata. Pembengkakan pada kepala sudah berkurang drastis. David berusaha melawan sakitnya itu dengan tendangan dan erangan, respons-respons tersebut dinilai baik untuk recovery.
Perkara penganiayaan terhadap David itu memang merembet ke mana-mana hingga pengusutan harta kekayaan Rafael, pegawai pajak Kementerian Keuangan. Termasuk pengusutan Jeep Rubicon bernopol B 2571 PBP yang dikendarai tersangka Mario ternyata terdaftar atas nama Ahmad Saefudin, 38. Saefudin pernah tinggal di kontrakan di Jalan Kapten Tendean, Gang Jati, RT 01/01, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. ”Dia sudah pindah, sejak tahun 2007 atau 2008 sudah nggak di sini,” kata Ketua RT 01/01 Kamso Badrudin kemarin.
Bukan hanya itu, Kementerian Keuangan juga mencopot pejabat-pejabatnya yang dinilai pamer kekayaan. Misalnya, Kepala Kantor Bea dan Cukai Daerah Istimewa Jogjakarta Eko Darmanto yang dibebastugaskan mulai Kamis (2/3).
Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Direktorat Jenderal Bea Cukai Kemenkeu Nirwala Dwi Heryanto menjelaskan, pemeriksaan lebih lanjut terhadap Eko akan dilakukan Inspektorat Jenderal (Itjen) Kemenkeu. “Kami ucapkan terima kasih atas perhatian masyarakat yang turut serta menjaga agar Bea Cukai menjadi lebih baik,” kata Nirwala Dwi Heryanto.
Anggota Komisi III DPR RI Santoso mendukung agar para ASN yang mempertontonkan kekayaannya di publik didisiplinkan. Bukan hanya di Kemenkeu, melainkan juga di daerah.