JawaPos.com – Tugas Thony Saut Situmorang sebagai pimpinan KPK sudah berakhir pada 2019. Namun, semangat untuk memerangi korupsi masih menggelora sampai sekarang. Setelah tak lagi berkantor di lembaga antirasuah itu, dia mengampanyekan antikorupsi lewat musik. Berikut wawancara Jawa Pos dengan Saut pada Kamis (2/3).
APA kabar, Pak? Setelah tidak menjabat pimpinan KPK, apa saja kesibukan Anda?
Saya makin sibuk. Waktu 24 jam kayaknya kurang. Dari bangun pagi sampai jam 12 malam, semua alat musik saya coba. Saksofon misalnya. Ada tiga jenis: alto, sopran, dan tenor. Semuanya saya pelajari.
Selain saksofon, alat musik apa lagi yang Anda pelajari?
Saya lagi senang belajar trompet. Cara pegang trompet berbeda dengan saksofon. Menurut saya, trompet lebih menarik, tapi lebih susah. Saya juga belajar obo, keyboard, dan juga belajar (gitar) bas. Ya, belajar-belajar saja. Nyobain semua.
Apakah istri tidak marah kalau Anda bermain musik sepanjang hari?
Kadang dia sebel juga. Walaupun saya main di ruang kedap suara. Tapi, ada tekniknya. Caranya, kita memainkan lagu yang dia senengi. Biar dia tidak sebel, malah ikut bernyanyi. Hehe…
Apakah ada guru musik yang khusus datang ke rumah?
Itu gurunya Mister YouTube. Apa yang nggak ada di YouTube sekarang? Semuanya ada. Jadi, saya belajar dari video-video di sana. Saya juga belajar musik digital. Saya pakai aplikasi Life. Aplikasi itu bagus, bisa untuk recording juga. Saya senang belajar musik digital.
Apakah Anda juga aktif membuat konten musik di YouTube?
Iya. Beberapa video main musik saya gunakan untuk konten YouTube saya. Ada tim yang membantu saya untuk ngelola YouTube. Dia jago audio video. Saya juga bermain musik dengan teman-teman musisi di berbagai acara. Misalnya, acaranya Transparansi Internasional, kemudian acara perayaan setahun IM57+Institute. Saya selalu membawakan pesan-pesan antikorupsi.
Mengapa Anda memilih musik dalam mengampanyekan antikorupsi?
Karena musik itu universal dan lebih gampang masuk ke hati dan pikiran. Sekali waktu saya main musik di panggung. Saya memainkan lagu Can You Feel The Love Tonight dari Elton John. Setelah itu ada seseorang yang menghampiri saya dan mengatakan bahwa dia menitikkan air mata mendengar lagu itu. Acara malam itu didedikasikan khusus bagi orang-orang yang antikorupsi. Saat ini orang Indonesia yang antikorupsi itu dikesankan anti pemerintah.
Apakah Anda akan terus bermain musik untuk mengajak orang menjauhi korupsi?
Ya, saya akan terus bermain musik. Biasanya, sebelum memulai lagu, saya selalu bilang, ”Halo Bapak-bapak, Teman-teman sekalian, apa yang membawa kita hadir ke acara ini? Cintalah yang membawa kita ke sini, cinta kepada negeri. Can you feel the love tonight?” Itu jelas menunjukkan bahwa dengan lagu, kita lebih bisa menyatu dan tidak terlalu keras naboknya.
Saya juga bermain musik ketika diundang dalam pernikahan keluarga pejabat. Saya bawakan lagu Story of My Life dari One Direction. Lirik lagunya bagus buat kita semua. Intinya, kita perlu membuka hati karena kita nanti akan menuliskan apa yang kita lakukan di bumi ini, di batu nisan kita, bila kita sudah tiada. These words will be written on my stone.
THONY SAUT SITUMORANG
Tempat, Tanggal Lahir: Simalungun, 20 Februari 1959
Riwayat Pendidikan:
• SD Katolik Makmur di Medan
• SMP 461 di Aek Kanopan, Labuhanbatu Utara
• SMA Medan Putri
• S-1 Jurusan Fisika Universitas Padjadjaran
• S-2 Manajemen Universitas Krisnadwipayana
• Sedang menempuh S-3 Manajemen SDM Universitas Persada Indonesia YAI
Riwayat Karier:
• Dosen Sekolah Tinggi Intelijen Negara
• Wakil Ketua KPK (2015–2019)
• Staf Ahli Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup BIN (2015)
• Program Pendidikan Reguler Lemhannas Angkatan Ke-50 (2013)
• Sekretaris I Kedutaan Besar RI di Australia (2008–2011)
• Sekretaris III Kedutaan Besar RI di Singapura (1997–2001)
Diolah dari berbagai sumber